Kamis 26 Jun 2025 18:08 WIB

Harga Beras di Cirebon Naik, Pedagang Nasi Terjepit

Penjualan beras kepada konsumen, sejauh ini tidak berdampak signifikan

Rep: Lilis Sri Handayani/ Red: Arie Lukihardianti
Pedagang beras melayani pembeli di salah satu kios (Ilustrasi)
Foto: Republika/Prayogi
Pedagang beras melayani pembeli di salah satu kios (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, CIREBON--Harga beras di pasar tradisional di Kota Cirebon mengalami kenaikan. Kondisi itu membuat pedagang nasi harus menambah modal karena tak bisa menaikkan harga jualnya.

Salah seorang pedagang beras di Pasar Pagi Kota Cirebon, Muti (35), menyebutkan, harga beras dengan kualitas terendah yang dijual di kiosnya saat ini sudah mencapai Rp 13.500 per kilogram. Sebelumnya, beras dengan kualitas tersebut dipatok dengan harga Rp 12 ribu per kilogram.

Baca Juga

Sedangkan beras dengan kualitas medium, kini dijual dengan harga Rp 15 ribu per kilogram. Harga itu naik Rp 1.000 per kilogram dari sebelumnya yang mencapai Rp 14 ribu per kilogram. Kenaikan serupa juga terjadi pada beras kualitas premium. Yakni, dari Rp 17 ribu per kilogram menjadi Rp 18 ribu per kilogram.

“Naiknya udah beberapa minggu terakhir. Gak sekaligus, naiknya sedikit-sedikit,” ujar Muti, Kamis (26/6/2025).

Muti mengaku tidak mengetahui pasti penyebab kenaikan harga beras. Dia memperkirakan, hal itu akibat belum mulainya masa panen gadu di sejumlah daerah di Cirebon. “Kalau stoknya sih cukup,” katanya.

Muti mengakui, untuk penjualan beras kepada konsumen, sejauh ini tidak berdampak signifikan. Ia menyebutkan, penjualan berasnya rata-rata mencapai 1,5 ton per hari.

Sementara itu, kenaikan harga beras itu dikeluhkan seorang pedagang nasi di Kota Cirebon, Surti (47). Pasalnya, dia tidak bisa menaikkan harga jual nasi kepada para pelanggannya. Sedangkan di sisi lain, beras harus tetap dibeli karena merupakan makanan pokok yang dijualnya. “Modal buat belanjanya jadi tambah banyak. Biasanya saya beli beras kualitas medium dengan harga Rp 13 ribu per kilogram, sekarang jadi Rp 14 ribu per kilogram,” kata Surti. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement