Selasa 18 Nov 2025 17:09 WIB

Tangis Haru Reni Rahmawati Korban TPPO di China Bisa Kembali Pulang ke Indonesia

Korban Reni tidak mengalami pelecehan seksual atau kekerasan fisik selama di China.

Rep: Muhammad Fauzi Ridwan/ Red: Arie Lukihardianti
Reni Rahmawati korban tindak pidana perdagangan orang (TPPO) ke China menangis haru usai bisa kembali pulang ke Indonesia dan bertemu dengan keluarganya di Mapolda Jabar, Selasa (18/11/2025). Reni mendarat di Indonesia dari China hari ini dan langsung dibawa ke Mapolda Jabar.
Foto: Dok Republika.
Reni Rahmawati korban tindak pidana perdagangan orang (TPPO) ke China menangis haru usai bisa kembali pulang ke Indonesia dan bertemu dengan keluarganya di Mapolda Jabar, Selasa (18/11/2025). Reni mendarat di Indonesia dari China hari ini dan langsung dibawa ke Mapolda Jabar.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG--Reni Rahmawati korban tindak pidana perdagangan orang (TPPO) asal Sukabumi ke China telah kembali ke Indonesia, Selasa (18/11/2025). Tiba di bandara, ia langsung dibawa ke Mapolda Jawa Barat dan tiba sore serta langsung dipertemukan dengan keluarga.

Saat diajak bertemu media untuk sesi konferensi pers di loby gedung Mapolda Jabar, tangis Reni Rahmawati dan ibunya pecah. Ia tidak kuasa membendung rasa haru karena berhasil pulang ke Indonesia. Reni didampingi Kapolda Jawa Barat Irjen Pol Rudi Setiawan dan jajaran Kementerian Luar Negeri.

Baca Juga

"Dengan bersyukur kepada Allah SWT, hari yang penuh berkat pada hari ini telah kembali saudara kita Reni Rahmawati," ujar Kapolda Jawa Barat Irjen Pol Rudi Setiawan, Selasa (18/11/2025).

Pada September tahun 2025 lalu, Rudi mengatakan, Reni dinyatakan hilang dan diketahui menjadi korban perdagangan orang dibawa ke China untuk dinikahi warga Quanzhou, Provinsi Fujian, China. Dua orang pelaku yang menjual korban telah ditangkap dan ditetapkan tersangka.

"Ini terjadi karena ada tipu muslihat, ada sebuah perbuatan pidana yang dilakukan oleh dua orang yang kita sudah tetapkan sebagai tersangka," kata dia.

Ia mengatakan Reni diiming-imingi gaji Rp 15 juta agar mau bekerja di China dan ternyata dinikahi warga negara setempat. Pihaknya bersama imigrasi dan Pemprov Jawa Barat serta Kementerian Luar Negeri berupaya memulangkan korban.

"Alhamdulillah teh Reni sudah bisa diamankan ditolong oleh KJRI di sana. Diproses untuk kembalinya diselesaikan masalah-masalah hukum yang tersisa di Guangzhou sana," kata dia.

Pihaknya bersama Kementerian Luar Negeri menjemput korban dan hari ini telah tiba di Mapolda Jawa Barat. Kapolda Jawa Barat mengingatkan masyarakat untuk tidak mudah terperdaya dengan menerima tawaran-tawaran tidak jelas.

"Ini yang perlu kita cegah dan kami sebagai aparat penegak hukum di Jawa Barat karena wilayahnya di Jawa Barat telah menetapkan dua tersangka dan sedang memproses tersangka-tersangka lainnya yang masih dalam kurun pencarian kami," kata dia.

Reni Rahmawati mengaku bersyukur kembali bisa pulang ke Indonesia. Ia menegaskan selama di China tidak mengalami pelecehan seksual dan kekerasan fisik.

"Terima kasih kepada Konjen yang telah membantu bahkan turun tangan langsung, terima kasih Bu Indah dari KJRI, terima kasih buat kapolda, banyak terima kasih untuk semua. Selama di sana tidak ada pelecehan seksual dan tidak ada kekerasan fisik," kata dia.

Sementara itu perwakilan Kementerian Luar Negeri, Indah mengatakan korban Reni tidak mengalami pelecehan seksual atau kekerasan fisik selama di China.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement