Rabu 30 Jul 2025 19:51 WIB

Pemkot Cimahi Temukan Pengganti Study Tour yang Dilarang Dedi Mulyadi

Walking tour menjadi alternatif pengganti study tour

Rep: Ferry Bangkit Rizki / Red: Arie Lukihardianti
Ribuan pelaku usaha pariwisata di Jawa Barat (Jabar) menggeruduk Gedung Sate, Kota Bandung memprotes soal larangan study tour
Foto: Edi Yusuf
Ribuan pelaku usaha pariwisata di Jawa Barat (Jabar) menggeruduk Gedung Sate, Kota Bandung memprotes soal larangan study tour

REPUBLIKA.CO.ID, CIMAHI -- Pemkot Cimahi sudah menyiapkan kegiatan alternatif lain sebagai pengganti study tour yang dilarang oleh Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi. Sekolah di Kota Cimahi didorong untuk melaksanakan walking tour, program edukatif yang mengajak siswa mengenal lokasi-lokasi bersejarah di kota mereka sendiri.

"Itu berkaitan aktivitas di sekolah. Cimahi itu banyak bangunan-bangunan yang bersejarah, sehingga mereka semakin kenal, semakin cinta terhadap Kota Cimahi," ujar Kepala Dinas Pendidikan Kota Cimahi, Nana Suyatna, Rabu (30/7/2025).

Baca Juga

Menurutnya, walking tour menjadi alternatif pengganti study tour agar para siswa di Kota Cimahi tetap bisa menemukan pembelajaran di luar sekolah dengan biaya yang cukup hemat dan tidak memberatkan orang tua.

Meski disebut hemat biaya, kata dia, bukan berarti tanpa pengeluaran. Nana menjelaskan, pembiayaan tetap ada, terutama untuk kebutuhan logistik seperti bahan bakar dan makanan. "Iya, itu didorong kepada, kan pengelolaannya disebut pariwisata, dengan perhimpunan pemandu wisata, kami mendorong silakan lah. Karena kan pada waktu mereka studi tour itu, perlu ada BBM," katanya.

Dalam program tersebut, kata Nana, siswa bisa mendapat pengalaman dan pengetahuan mengenai objek atau tempat bersejarah di Kota Cimahi. Seperti Rumah Sakit Dustira, Kampung Adat Cireundeu dan tempat lainnya. "Minim lah (biaya), dan itu kembali lagi ke anak. Misal untuk BBM, untuk snack mereka ketika dalam proses perjalanan, kan kita menggunakannya juga Sakoci, yang sekoci itu," katanya.

Kebijakan ini, kata Nana, bukan hanya sudah diterapkan, tapi juga mendapat sambutan positif dari siswa maupun orang tua. "Sudah, sudah dari tahun kemarin. Tahun kemarin sudah kita jalankan. Antusias anak juga sangat bersemangat untuk mengikuti itu. Namun mungkin ada giliran lah, karena kan banyak satuan,” katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement