REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG BARAT -- Kawasan Lembang di Kabupaten Bandung Barat (KBB), Jawa Barat yang selama ini dikenal akan wisata alamnya, ternyata masuk zona merah pergerakan gempa Sesar atau Patahan Lembang. Meski begitu, objek wisata di Lembang dipastikan aman dikunjungi pelancong.
Untuk antisipasinya, pengelola wisata sudah melakukan kesiapsiagaan hingga mitigasi bencana. Yakni, dari mulai kesiapan para karyawan hingga pemasangan rambu-rambu kebencanaan sesuai saran dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) KBB dan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG).
"Memang bukan yang pertama (isu Sesar Lembang) tapi yang jelas dari tempat wisata, karyawan kami sudah di mitigasi mengenai bencana. Kemudian di setiap tempat ada rambu-rambu, jalur evakuasi, titik kumpul," ujar Public Relation (PR) The Great Asia Africa (TGAA) Lembang, Intania Setiati, Selasa (26/8/2025).
Rentetan gempa bumi akibat aktivitas Sesar Lembang yang membentang sepanjang 29 kilometer dari Cilengkrang, Kabupaten Bandung hingga Padalarang, Kabupaten Bandung Barat terus terjadi sejak Juni sampai Agustus 2025. Tetap hal tersebut bukan alasan untuk tetap mewaspadai potensi bahaya dan mempersiapkan skenario terburuk.
Meski bukan pertama kalinya menghadapi isu Sesar Lembang, kata dia, namun rentetan kegempaan belakangan ini ternyata sedikit berdampak terhadap kunjungan wisatawan di bulan Agustus. Lesunya kunjungan diperparah dengan kondisi perekonomian.
"Bulan Agustus 2025 ini penurunan kunjungan mencapai 15-20 persen dari tahun lalu. Mungkin ini juga imbas kondisi perekonomian, isu Sesar Lembang dan larangan study tour, jadi makin sepi. Mungkin banyak pengunjung yang ingin melihat kondisinya seperti apa," papar Intania.
Kegelisahan juga dialami pengelola Terminal Wisata Grafika Cikole (TWGC) Lembang. Meski tidak ada yang sampai membatalkan jadwal kunjungan, namun banyak dari wisatawan yang menanyakan kondisi keamanan dan keadaan terkini mengenai Sesar Lembang.
"Sampai sekarang belum ada yang sampai cancel (batal), hanya mereka menanyakan kondisinya (Sesar Lembang," kata General Manager TWGC Lembang, Sapto Wahyudi.
Menyikapi kondisi saat ini, Sapto mengimbau para pengunjung untuk tidak perlu khawatir berlebihan lantaran di TWGC sudah menerapkan sistem mitigasi bencana. Bukan hanya soal bencana Sesar Lembang tapi juga dari bencana lainnya.
Selain itu, kata dia, telah disiapkan juga rute evakuasi sampai area titik kumpul. Termasuk para staf dan petugas TWGC sudah mendapatkan pelatihan mitigasi bencana yang diadakan oleh pemerintah daerah dan juga Kementerian terkait.
"Kami juga sudah berkoordinasi dengan aparat wilayah, seperti Brimob, Dodik Belanegara dan Pemerintah Desa Cikole," kata Sapto.
Kondisi Terkini Sesar Lembang
Peneliti Gempa Bumi Badan Riset Inovasi Nasional (BRIN) Mudrik Rahmawan Daryono mengurai secara rinci mengenai Sesar Lembang yang bisa memicu gempa bumi. Sesar atau patahan itu membentang sepanjang 29 kilometer dari Cilengkrang, Kabupaten Bandung hingga Padalarang, Kabupaten Bandung Barat.
Mudrik mengatakan, jika melihat siklusnya, Sesar Lembang sudah memasuki fase pelepasan energi. Dari penelitian yang sudah dilakukan, kaya dia, siklusnya terjadi antara 170 sampai 670 tahun. Event gempa terakhir berdasarkan rekaman sedimentasi geologi terjadi pada abad ke-15.
"Jadi sudah 560 tahun hingga saat ini. Artinya sudah masuk rentang siklus ulang tahun gempa. Jadi bisa terjadi sekarang, bisa terjadi 100 tahun yang akan datang," kata Mudrik di Lembang, Bandung Barat, Senin (25/8/2025).
Mudrik mengatakan, Sesar Lembang hanya memiliki satu segmen atau bagian yang bisa menghasilkan satu event gempa bumi. Namun berdasarkan hasil berbagai penelitian, kekuatan gempa buminya bisa mencapai magnitudo 7.
"Dampak terburuknya, magnitudo 7. BMKG sudah membuat skenario, hasilnya MMI 8 untuk wilayah Bandung Raya. Penyebab pastinya jelas tektonik. Itu hal wajar karena bumi terus bergerak, kemudian ada bagian bagian bumi koplingnya itu udah besar sehingga harus melepaskan energi," papar Mudrik.
Dengan potensi kekuatan maksimal itu, dampak gempa dari Sesar Lembang akan terasa di semua wilayah Bandung Raya yang meliputi Kota Bandung, Kota Cimahi, Kabupaten Bandung dan Kabupaten Bandung Barat.
Sehingga tanpa bermaksud membuat panik apalagi menakut-nakuti, namun upaya untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap gempa bumi yang bersumber dari Sesar Lembang ini tentunya harus dilakukan semua elemen masyarakat dan pemerintah tentunya.
Rentetan gempa akibat Sesar Lembang yang mengguncang wilayah Kabupaten Bandung Barat bahkan getatannya hingga terasa ke Kota Cimahi sejak Juni hingga Agustus ini tentunya harus menjadi perhatian.
"Itu harus diwaspadai. Kita harus mempersiapkan diri, tahu apa yang harus dilakukan ketika berada di sekolah, rumah, kamar mandi, agar bisa melindungi diri dan keluarga," kata Mudafrik.