REPUBLIKA.CO.ID, KUNINGAN--Proses evakuasi Macan Tutul Jawa (Pantera pardus melas) yang masuk dan terperangkap di dalam Balai Desa Kutamandarakan, Kecamatan Maleber, Kabupaten Kuningan berlangsung dramatis, Selasa (26/8/2025). Petugas harus menembakkan peluru bius terlebih dahulu untuk membuat hewan buas itu pingsan sebelum akhirnya dievakuasi.
Kabid Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Wilayah 3 Jabar, Achmad Arifin, menjelaskan, proses evakuasi dilakukan bersama petugas gabungan, termasuk dokter hewan, sesuai prosedur yang berlaku. “Kita mengevakuasi Macan Tutul Jawa ini dengan melakukan pembiusan, kemudian dilakukan pengecekan kondisi kesehatannya, perilakunya, kemudian nanti akan dilakukan proses rehabilitasi,” ujar Arifin, saat ditemui usai proses evakuasi macan tersebut.
Menurutnya, proses rehabilitasi itu akan ditangani oleh pihak KSDA. Selanjutnya, Macan Tutul Jawa itu akan dilakukan pelepasliaran kembali ke habitatnya di alam.
Arifin mengaku tidak mengetahui secara pasti kondisi Macan Tutul Jawa sebelum proses pembiusan. Ia menyatakan, baru akan mengetahui kondisi hewan itu setelah pembiusan dan penanganan lebih lanjut. “Tadi memang dilaporkan kondisinya lemas ya, karena kata masyarakat, (macan tutul) sudah satu sampai dua hari berada (terperangkap) di sini. Nanti kita akan melakukan penanganan lebih lanjut,” katanya.
Arifin menyebutkan, Macan Tutul Jawa itu berjenis kelamin jantan. Adapun umurnya diperkirakan sekitar tiga tahun. Arifin juga belum bisa memastikan penyebab hewan buas itu bisa sampai masuk ke permukiman warga. Ia enggan berspekulasi lebih jauh dan akan melakukan kajian lebih dalam.
“Karena kalau prediksi nanti kemana-mana. Tapi yang pasti pakannya, habitatnya, nanti kita bisa korelasikan. Kalau di sini, kawasan hutannya mungkin sekitar dua kilometer di hutan produksi kalau tidak salah, nanti kami cek kembali, itu yang mungkin bisa menjadikan indikasi awal,” paparnya.
Untuk saat ini, Macan Tutul Jawa itu akan dibawa oleh tim BBKSDA Jawa Barat. Ada tiga kemungkinan pilihan lokasi bagi hewan itu, yakni Taman Satwa Cikembulan, Lembang Zoo ataupun PPS. “Yang pasti kondisi masyarakat di sini sudah tenang, keselamatan manusia di sini tenang, sekaligus keselamatan satwa liarnya juga terjaga,” kata Arifin.
Saat ditanya kesulitan dalam proses evakuasi, Arifin mengatakan, banyaknya masyarakat yang berbondong-bondong datang untuk menyaksikan secara langsung proses tersebut. Ia pun mengapresiasi langkah kapolres Kuningan yang menerjunkan personilnya untuk menjaga masyarakat agar tidak mendekat ke lokasi.
“Macan Tutul Jawa ini kan sangat rentan, sensitif. Sehingga tadi kami sangat terbantu oleh Pak Kapolres dan teman-teman lain sehingga kami bisa melakukan penanganan dengan relatif lancar,” kata Arifin.
Sementara itu, mengenai kemungkinan adanya hubungan antara Macan Tutul Jawa itu dengan serangan terhadap hewan-hewan ternak milik warga di sejumlah daerah di Kabupaten Kuningan belum lama ini, Arifin menyataka belum bisa memastikannya. “Belum bisa dipastikan ya, karena hamparannya, landscapenya berbeda,” katanya.
Seperti diketahui, warga di Desa Kutamandarakan digegerkan dengan hadirnya seekor Macan Tutul Jawa yang terperangkap di salah satu ruangan di balai desa setempat. Hewan buas itu diperkirakan sudah terperangkap sejak Ahad (24/8/2025) malam dan baru ketahuan Selasa (26/8/2025) pagi.