Selasa 07 Oct 2025 11:49 WIB

Jadi Tuan Rumah Festival Tunas Bahasa Ibu 2025, Kota Bandung Targetkan Juara Umum

Pelestarian bahasa ibu harus dimulai dari kehidupan sehari-hari.

Wali Kota Bandung Muhammad Farhan membuka FTBI tingkat SD dan SMP se-Jawa Barat tahun 2025, Selasa (7/10/2025).
Foto: Pemkot Bandung
Wali Kota Bandung Muhammad Farhan membuka FTBI tingkat SD dan SMP se-Jawa Barat tahun 2025, Selasa (7/10/2025).

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Kota Bandung menjadi tuan rumah pelaksanaan Festival Tunas Bahasa Ibu (FTBI) tingkat SD dan SMP se-Jawa Barat tahun 2025.

Ajang ini menjadi momentum penting bagi pemerintah dan masyarakat untuk terus menumbuhkan kecintaan terhadap bahasa daerah, khususnya bahasa Sunda, sebagai bahasa ibu yang menjadi jati diri budaya.

Wali Kota Bandung, Muhammad Farhan menyampaikan rasa syukur dan kebanggaannya karena Kota Bandung dipercaya menjadi tuan rumah kegiatan yang sangat berharga ini.

Menurutnya, sebagai ibu kota Provinsi Jawa Barat, Kota Bandung harus menjadi pusat perkembangan peradaban dan kebudayaan Sunda.

“Kota Bandung ini melting pot, tempat berkumpulnya berbagai budaya, baik lokal maupun global. Karena itu, menjadi kewajiban kita bersama memastikan bahasa dan budaya Sunda terus hidup di tengah masyarakat,” ujar Farhan saat pembukaan FTBI di Hotel Horison, Selasa (7/10/2025).

Farhan menuturkan, bahasa ibu merupakan simbol identitas bangsa. Ia mengingatkan pepatah Sunda yang menyebutkan, “Basa téh cicirén bangsa; leungit basana, leungit bangsana.”

Menurutnya, pelestarian bahasa ibu harus dimulai dari kehidupan sehari-hari, terutama di lingkungan keluarga dan sekolah.

“Sekarang banyak anak merasa malu memakai bahasa daerah karena dianggap tidak keren. Padahal, bahasa ibu itu bahasa yang paling personal, bahasa yang kita gunakan untuk berbicara dengan orang tua, saudara, dan guru,” tutur Farhan.

Ia juga mengingatkan, UNESCO telah menetapkan 21 Februari sebagai Hari Bahasa Ibu Internasional, sebagai bentuk pengingat agar masyarakat dunia terus merawat bahasa daerahnya.

Di sisi lain, Pemkot Bandung berkomitmen menjaga ruang publik sebagai tempat tumbuhnya ekspresi budaya dan seni.

Farhan bahkan menyinggung pentingnya menghidupkan kembali taman-taman tematik di Bandung agar berfungsi sebagaimana mestinya, termasuk melalui pendekatan toponimi atau penamaan kawasan yang mengandung makna dan sejarah dalam bahasa Sunda.

Kepala Dinas Pendidikan Kota Bandung, Asep Gufron menyampaikan, Pemkot Bandung sangat mendukung penuh pelaksanaan FTBI 2025. Menurutnya, kegiatan ini menjadi wadah untuk mengingatkan kembali masyarakat akan pentingnya bahasa ibu.

“Kalau bahasa ibu tidak dipertahankan dan tidak ada kegiatan seperti ini, lama-lama kita akan lupa. Karena itu, kewajiban kita di Jawa Barat, terutama di Kota Bandung, terus menggelorakan kembali penggunaan bahasa Sunda,” ujar Asep.

Ia menambahkan, seluruh SD dan SMP di Kota Bandung diwajibkan mengirimkan perwakilan untuk mengikuti festival ini. “Mudah-mudahan Kota Bandung bisa juara umum, seperti saat lomba Pendidikan Agama Islam tingkat Jawa Barat kemarin,” harapnya.

Selain melalui festival, Dinas Pendidikan juga menjalankan berbagai program pelestarian budaya dan bahasa Sunda di sekolah, seperti “Kamis Nyunda” dan penggunaan baju pangsi setiap pekan.

“Kalau sudah pakai pangsi, otomatis bahasanya juga harus bahasa Sunda. Jadi bukan hanya soal pakaian, tapi juga soal kebiasaan dan cara berbahasa. Itulah bentuk kecil dari upaya kita menjaga bahasa ibu tetap hidup,” jelas Asep.

Festival Tunas Bahasa Ibu 2025 diikuti perwakilan dari 27 kabupaten dan kota se-Jawa Barat, dengan peserta tingkat SD dan SMP. Kegiatan ini diharapkan dapat memperkuat semangat pelestarian bahasa daerah serta menumbuhkan kebanggaan generasi muda terhadap budaya Sunda.

Acara ini menampilkan berbagai perlombaan dan pertunjukan bernuansa bahasa dan budaya Sunda, di antaranya lomba dongeng basa Sunda, nulis jeung maca aksara Sunda, ngadongeng, pupuh, biantara, pidato basa Sunda, hingga lomba baca puisi daerah.

Selain itu, peserta menampilkan kesenian khas daerah masing-masing, seperti tari tradisional, tembang Sunda, serta musik karawitan. Festival semakin semarak dengan adanya pameran karya literasi dan budaya daerah yang diikuti oleh sekolah-sekolah dari berbagai daerah di Jawa Barat.

Pada kegiatan ini, peserta diajak tak hanya berkompetisi, juga saling mengenal dan menghargai keberagaman bahasa serta budaya yang hidup di tanah Sunda. Anda juga dapat menyaksikan kegiatan ini melalui siaran di kanal YouTube Balai Bahasa Provinsi Jawa Barat.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement