Selasa 07 Oct 2025 15:58 WIB

Fortusis Minta Dedi Mulyadi Kaji Ulang Gerakan Donasi Seribu Sehari Rawan Disalahgunakan

Setiap ada pungutan dari sekolah tidak dilakukan secara transparan.

Rep: Muhammad Fauzi Ridwan/ Red: Arie Lukihardianti
Gerakan rereongan sapoe sarebu (poe ibu) atau gerakan bersama satu hari seribu
Foto: Dok Republika
Gerakan rereongan sapoe sarebu (poe ibu) atau gerakan bersama satu hari seribu

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG--Forum Orang Tua Siswa (Fortusis) meminta Gubernur Jawa Barat (Jabar) Dedi Mulyadi mengkaji ulang kebijakan gerakan rereongan sapoe sarebu (poe ibu) atau donasi sehari Rp 1.000 kepada ASN, siswa sekolah hingga masyarakat. Mereka menilai gerakan tersebut rawan disalahgunakan.

"Nanti akuntabilitasnya seperti apa dari pengguna dana itu," ujar Ketua Fortusis Jabar Dwi Subianto saat dihubungi wartawan, Selasa (7/10/2025).

Baca Juga

Dwi mengatakan, pihaknya juga mempertanyakan transparansi gerakan tersebut. Sebab tiap ada pungutan dari sekolah tidak dilakukan secara transparan.

Oleh karena itu, kata Dwi, mendorong Gubernur Jabar membentuk tim auditor yang transparan dan ditunjuk masyarakat. Sehingga transparansi dan akuntabilitas jelas. "Yang selalu jadi masalah ini berbagai pungutan yang ada di sekolah itu selalu tidak transparan dan akuntabel," kata dia.

Sebelumnya, Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi meminta aparatur sipil negara (ASN) untuk memberikan donasi Rp 1.000 per hari untuk masyarakat. Tidak hanya untuk ASN di lingkungan Pemprov Jabar, surat edaran tersebut ditujukan untuk bupati dan wali kota se Jawa Barat serta Kantor Kemenag Jabar.

Surat edaran tersebut bernomor 149/PMD.03.04/KESRA tentang gerakan rereongan sapoe sarebu (poe ibu) (gerakan bersama-sama sehari seribu). Surat tersebut dibuat tertanggal 1 Oktober tahun 2025 kemarin.

Dalam surat edaran tersebut dijelaskan merujuk kepada peraturan pemerintah nomor 39 tahun 2012 tentang penyelenggaraan kesejahteraan sosial bahwa masyarakat memiliki peran dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui nilai-nilai luhur budaya bangsa, kesetiakawanan sosial dan kearifan lokal.

Sehubungan dengan hal tersebut, dalam rangka meningkatkan kesetiakawanan sosial dalam kehidupan masyarakat, berbangsa dan bernegara. Serta sebagai upaya memperkuat pemenuhan hak dasar masyarakat di bidang pendidikan dan kesehatan yang masih terkendala  keterbatasan anggaran dan akses.

Pemprov Jabar menginisiasi program partisipatif gerakan rereongan sapoe sarebu yang berlandaskan gotong royong, serta kearifan lokal silih asah, silih asih dan silih asuh. Gerakan ini menjadi wadah donasi publik resmi untuk menjawab kebutuhan masyarakat yang sifatnya darurat dan mendesak dalam skala terbatas pada bidang pendidikan dan kesehatan.

"Melalui gerakan rereongan poe ibu ini, kami mengimbau dan mengajak tiap individu ASN, siswa sekolah, dan warga masyarakat untuk menyisihkan Rp 1.000 per hari sebagai bentuk kesetiakawanan sosial dan kesukarelawanan sosial," mengutip surat edaran.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement