REPUBLIKA.CO.ID, INDRAMAYU -- Kebakaran besar menghanguskan lapak penjual tanaman hias di Desa Sleman, Kecamatan Sliyeg, Kabupaten Indramayu, Kamis (9/10/2025) petang. Api baru bisa dipadamkan 3,5 jam setelah petugas pemadam kebakaran dikerahkan ke lokasi.
Peristiwa kebakaran itu beredar luas di media sosial. Dari video itu terlihat api membumbung tinggi disertai asap hitam pekat.
Danru III Pos Unit Jatibarang Damkar Indramayu, Yogie Arief S, menjelaskan, objek yang terbakar itu merupakan rumah singgah di lapak penjualan taman hias milik Tamrin. Lokasi kebakaran itu tepat di samping Gudang Logistik KPU Indramayu.
Kebakaran itu awalnya diketahui oleh pemilik lapak. Saat sedang menyapu di area jualannya, tiba-tiba dari arah rumah singgah terlihat kobaran api yang besar. Melihat hal itu, pemilik langsung panik dan berteriak minta tolong. Warga setempat yang berdatangan pun segera bergotong royong membantu memadamkan api dengan alat seadanya.
Peristiwa itupun dilaporkan ke petugas pemadam kebakaran. Sesampainya di lokasi, petugas pemadam langsung melakukan penyemprotan untuk memadamkan api. “Api dikhawatirkan merembet ke Gudang Logistik KPU, di sana kan banyak karton. Tapi Alhamdulillah api tidak sampai merembet,” ujar Yogie.
Dengan menggunakan dua unit mobil pemadam, petugas berjibaku menjinakkan api yang terus bermunculan di sejumlah titik. Api akhirnya baru bisa dipadamkan sekitar pukul 20.30 WIB. Ia menjelaskan, api diduga berasal dari korsleting listrik. Api kemudian merambat dan membakar barang-barang yang ada di rumah singgah yang ada di dalam area lapak penjualan tanaman hias tersebut.
Tidak ada korban jiwa dalam peristiwa tersebut. Namun, rumah singgah itu hangus hingga rata dengan tanah. Sejumlah perabot yang ada di dalamnya juga terbakar, seperti kasur, kursi, uang tunai, hingga kambing peliharaan. “Kerugian diperkirakan sekitar Rp 50 juta,” kata Yogie.
Sementara itu, melihat tempat usahanya dilalap api, pemiliknya mengalami syok. Ia pun langsung dibawa keluarganya ke puskesmas terdekat untuk mendapat penanganan.