REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG--Indonesia Financial Group (IFG), holding BUMN di bidang asuransi, penjaminan, dan investasi di bawah naungan Danantara Indonesia terus mendorong literasi dan inklusi asuransi di Indonesia. Khususnya, di kalangan masyarakat menengah ke bawah.
Menurut Sekretaris Perusahaan IFG, Denny S Adji, strategi utama IFG dalam meningkatkan literasi yang berdampak terhadap inklusi asuransi di Indonesia adalah dengan fokus pada beberapa pilar kunci yang saling mendukung. Di antaranya, memberikan edukasi yang menyasar langsung kelompok keluarga muda, UMKM, individu generasi muda sektor strategis pemerintah, dan segmen syariah.
"Strategi utama IFG bersifat holistik dan terintegrasi, berfokus pada tiga pilar utama yakni edukasi yang memberdayakan, inovasi produk yang terjangkau dan mudah di akses, serta kolaborasi yang berkelanjutan," ujar Denny dalam keterangan resminya, Jumat (10/10/2025).
Denny mengatakan, pada pilar edukasi, IFG dan anggota holding hadir secara langsung di tengah masyarakat untuk membangun literasi. Kepercayaan publik, perlu diraih kembali dan literasi merupakan fondasinya.
"Kami tidak hanya memberi teori tetapi simulasi praktis dan mudah dipahami, tentang bagaimana asuransi untuk UMKM dapat melindungi warung mereka dari musibah, atau bagaimana asuransi jiwa dapat melindungi masa depan keluarga melalui manfaat santunan saat terjadi risiko meninggal dunia," paparnya.
Menurutnya, inovasi produk adalah kunci aksesibilitas. Melalui anggota holding seperti Jasa Raharja, Jasa Raharja Putera, IFG Life, Jasindo, Askrindo, dan lainnya, IFG menghadirkan produk ‘sachet’ dengan premi terjangkau. Contoh nyatanya, adalah produk LifeSAVER dari IFG Life yang memberikan perlindungan terhadap cedera akibat kecelakaan, baik ringan maupun berat, mencakup berbagai fasilitas kesehatan, mulai dari rumah sakit, klinik, dan apotek dengan premi mulai Rp25.000 per bulan.
Denny menjelaskan, kolaborasi merupakan amplifier IFG yang bermitra dengan banyak stakeholder mulai dari regulator, perusahaan, universitas dan komunitas lainnya untuk menyampaikan edukasi dan pemahaman akan produk asuransi ini melalui berbagai kanal informasi untuk menjangkau publik.
Dengan Kolaborasi ini, kata dia, IFG dan anggota holding juga fokus pada pengembangan produkinklusif yang sederhana dan terjangkau. Selain itu, produk-produk ini disesuaikan dengan daya beli serta kebutuhan spesifik masyarakat, memastikan bahwa perlindungan finansial dapat diakses secara luas dan mudah. "Contohnya adalah asuransi mikro yang ditawarkan oleh anggota holding seperti Askrindo, yang menjamin kemudahan bagi UMKM dengan premi terjangkau," katanya.
Di sisi lain, IFG menilai teknologi merupakan 'jembatan penghubung' untuk mengatasi hambatan akses informasi, geografis, maupun biaya. Peran utamanya adalah mempermudah masyarakat dalam memperoleh akses layanan. IFG melihat peran teknologi dan digitalisasi sebagai kunci utama dalam memperluas akses asuransi, terutama bagi masyarakat yang belum terlayani.
"Kami mewujudkannya melalui aplikasi One by IFG yang berfungsi sebagai “super app” keuangan inklusif. Melalui aplikasi ini, seorang nelayan di pesisir dapat dengan mudah mengajukan asuransi jiwa untuk memastikan keluarganya tetap terlindungi jika terjadi musibah, atau pekerja lepas di ibu kota yang memperoleh perlindungan dari asuransi kecelakaan diri (personal accident) dengan premi terjangkau," katanya.
Terkait inklusi keuangan dalam lima tahun depan, IFG membuat target terukur dan sejalan dengan arahan OJK. Tidak hanya mengejar angka, tapi juga fokus pada kualitas. Tentu adanya peningkatan indeks literasi dan inklusi asuransi nasional. IFG secara aktif berkontribusi pada peningkatan indeks literasi dan inklusi keuangan nasional dari tahunketahun.
Menurut catatan OJK pada Survei Nasional Literasi dan Inlusi Keuangan (SNLIK) indeks literasi keuangan perasuransian meningkat menjadi 45,45% pada 2025 dari sebelumnya 36,90%.
Sementara inklusi perasuransian di angka 28,5% naik dari tahun sebelumnya 12,21%. Meskipun ini adalah catatan nasional, sebagai holding BUMNdi sektor asuransi, IFG sejak pendiriannya di tahun 2020 tentu berperan dalam pencapaian tersebut. Selain itu, IFG dan anggota holding terus berupaya mengatasi miskonsepsi seputar asuransi di masyarakat. Meskipun bukan target angka, ini adalah indikator kualitatif penting yangmendukung peningkatan inklusi asuransi jangka panjang.
Secara keseluruhan, target IFG dalam 5 tahun ke depan terkait inklusi asuransi adalah untuk secara signifikan meningkatkan angka literasi dan inklusi asuransi nasional melalui peningkatan penetrasi produk, edukasi literasi yang masif, pengembangan produk inovatif dan digital, serta kolaborasi strategis dengan berbagai pihak. IFG akan terus memantauindikator-indikator ini melalui riset berkelanjutan dari IFG Progress untuk memastikanefektivitas strateginya.