REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG BARAT -- Bupati Bandung Barat Jeje Ritchie Ismail menetapkan status siaga darurat bencana banjir, banjir bandang, cuaca ekstrem dan tanah tangsor. Status itu dituangkan dalam Surat Keputusan (SK) Bupati Bandung Barat Nomor 100.3.3.2/Kep.359-BPBD/2025 yang berlaku hingga 30 April 2025.
"Saya juga agak khawatir kalau musim hujan karena daerah rawan bencana seperti di Lembang dan Selatan ini memang perlu perhatian khusus," ujar Jeje, Selasa (25/11/2025).
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) KBB Asep Sehabudin mengatakan, pertimbangan dikeluarkannya SK Siaga Darurat Bencana tersebut. Karena, mengacu kepada prediksi curah hujan tinggi dari BMKG di wilayah KBB yang berpotensi menimbulkan bencana alam.
Semua wilayah KBB yang terdiri dari 16 kecamatan semuanya masuk ke zona rawan bencana. Mulai dari utara seperti Lembang, Cisarua, Parongpong hingga wilayah selatan seperti Cipongkor, Gununghalu, dan Rongga. "Berdasarkan hasil kajian kami untuk di KBB bencana alam yang dominan terjadi adalah banjir bandang, longsor, dan pergerakan tanah," kata Asep.
Untuk ketersediaan logistik kebencanaan, kata Asep, memastikan hingga saat ini masih mencukupi. Kebutuhan logistik kebencanaan meliputi paket pangan seperti paket sembako, paket sandang yang meliputi pakaian, selimut dan lainnya. Kemudian paket kesehatan seperti obat-obatan, paket kebutuhan dasar seperti tenda, peralatan pertukangan dan lainnya. Ada juga paket pendukung dan transportasi seperti alat berat.
"Untuk stok logistik kami pastikan aman. Kami selalu melakukan pengecekan berkala untuk memastikannya," kata dia.
Asep mengatakan, distribusi logisik dilakukan berdasarkan hasil assesment dengan melihat kategori jenis bencana. Namun sejauh ini yang paling dominan didistribusikan adalah logistik berupa paket sembako hingga kebutuhan dasar seperti terpal. "Paling banyak digulirkan sembako. Beras, lauk pauk yang sifatnya siap saji seperti kornet, sarden. Kemudian peralatan mandi ada. Jadi memang tergantung kebutuhan," kata Asep.