Rabu 22 Oct 2025 15:44 WIB

Dorong UMKM Naik Kelas, Disperindag Jabar Gelar WJX 2025 Hasilkan Transaksi Rp 328,6 Miliar

Produk yang paling diminati di Paviliun WJX 2025 berasal dari kategori personal care

Kadisperindag Jabar Nining Yuliastiani, meninjau pameran UMKM Jabar
Foto: Dok Republika
Kadisperindag Jabar Nining Yuliastiani, meninjau pameran UMKM Jabar

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG--Pemerintah Provinsi Jawa Barat (Jabar) berkomitmen meningkatkan daya saing industri dan memperluas akses pasar global bagi pelaku usaha. Berbagai upaya progresif pun, dilakukan oleh Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Jabar.

Menurut Kadisperindag Jabar Nining Yuliastiani, upaya peningkatan daya saing agar UMKM naik kelas dilakukan secara terstruktur dimulai dengan pendampingan peningkatan kualitas dan kuantitas produk. “Kami juga melakukan capacity building, memberikan pemahaman UKM akses pasar,” ujar Nining, Rabu (22/10/2025).

Baca Juga

Nining mengatakan, salah satu ruang bagi pelaku usaha untuk naik kelas juga dihadirkan Disperindag Jabar lewat West Java Expo (WJX) 2025. Tahun ini, WJX 2025 kembali digelar bersamaan dengan ajang Trade Expo Indonesia (TEI)– pameran perdagangan terbesar di tanah air–sebagai strategi untuk memperluas jangkauan promosi ke pasar global.

Menurut Nining, puncak kegiatan WJX 2025 berlangsung dengan capaian yang menggembirakan. Total nilai transaksi mencapai Rp328,6 miliar atau setara 19,85 juta dolar Amerika. Yakni, terdiri atas transaksi retail sebesar Rp16,12 miliar, transaksi besar hasil Memorandum of Understanding (MoU) sebesar Rp240,5 miliar, potensi transaksi sebesar Rp35,17 miliar serta nilai transaksi keseluruhan dari hasil kegiatan Road to WJX sebesar Rp36,81 miliar.

“Produk yang paling diminati di Paviliun WJX 2025 berasal dari kategori personal care dan food and beverages, khususnya produk rempah-rempah,” katanya.

Mengusung tema “West Java: Unlocking Opportunities in the Globally Integrated Market”, WJX menjadi sarana penting bagi pelaku usaha Jabar untuk memperluas jaringan perdagangan, memperkuat nilai tambah produk, dan membuka peluang ekspor ke pasar-pasar nontradisional.

“Penyelenggaraan WJX 2025 melibatkan 50 pelaku usaha dan delapan kawasan industri yang menampilkan produk unggulan dari sektor food and beverages, fashion, personal care hingga industry and technology,” katanya.

Dengan bergabungnya WJX ke dalam TEI, kata dia, paviliun Jabar tidak hanya dikunjungi oleh pembeli dan investor yang datang secara khusus, tetapi juga menjangkau ribuan buyer internasional yang hadir di ajang TEI.

“Hal ini memberikan dampak besar terhadap perluasan promosi, penguatan branding Jabar di kancah global serta membuka jalan bagi berbagai kerja sama dan kemitraan strategis baru,” katanya.

Menjelang puncak pameran, Disperindag Jabar juga menggelar rangkaian kegiatan Road to WJX untuk memperluas peluang ekspor. Rangkaian ini diisi dengan berbagai kegiatan, seperti webinar akses pasar ke Lebanon bersama KBRI Beirut dan webinar potensi ekspor produk halal Jabar ke Timur Tengah bersama ITPC Dubai dan ITPC Jeddah.

Nining mencatat Disperindag Jabar pun menggelar Pitching Business dengan perwakilan ITPC dari Johannesburg, Dubai, Jeddah, dan India serta memfasilitasi kunjungan bisnis perwakilan India, Vietnam, dan Arab Saudi ke Jabar.

“Dalam kunjungan tersebut, para pelaku usaha Jabar difasilitasi untuk bertemu langsung dengan perwakilan perdagangan, buyer, dan pengusaha dari negara-negara tersebut. Dari seluruh rangkaian Road to WJX, tercatat nilai transaksi mencapai Rp36,81 miliar atau setara USD2,22 juta,” katanya.

Selama pameran berlangsung, tercatat sebanyak 286 pengunjung, buyer, dan investor dari berbagai negara, seperti India, Malaysia, Arab Saudi, Korea Selatan, Australia, Vietnam, Jepang, Amerika Serikat hingga Jerman dan Afrika Selatan hadir di Paviliun Jabar.

Kesuksesan penyelenggaraan WJX 2025 menegaskan posisi Jabar sebagai salah satu motor penggerak ekspor nasional. Melalui sinergi antara pemerintah, pelaku usaha, lembaga keuangan, dan perwakilan perdagangan luar negeri, Disperindag Jabar terus berkomitmen menjadikan WJX bukan sekadar ajang pameran, melainkan juga platform strategis untuk memperkenalkan potensi industri, memperluas jejaring global, dan mendorong peningkatan ekspor Jabar yang berdaya saing di pasar dunia.

Nining menjelaskan, agar UKM naik kelas, Disperindag Jabar telah menjalankan sejumlah inisiatif, seperti program Pendampingan Produk Potensi Ekspor Pelaku Usaha Jabar (PROSPEK PESAT), kerja sama Export Coaching Program (ECP) bersama Kementerian Perdagangan.

Kemudian, kata dia, pelatihan Coaching Program New Exporter (CPNE) dan pembentukan Desa Devisa Kopi di Kabupaten Subang bersama Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) serta kegiatan business matching dengan mitra dari Manila hingga Dubai.

Menurut Nining, berbagai fasilitasi pun diberikan kepada pelaku usaha. Seperti sertifikasi halal untuk 24 pelaku usaha kopi, fasilitasi Hazard Analysis and Critical Control Point (HACCP) untuk dua pelaku usaha serta penyusunan Nutrition Fact bagi puluhan pelaku industri pangan. “Seluruh langkah ini dirancang untuk memperkuat daya saing dan kesiapan ekspor para pelaku usaha di Jabar,” katanya.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement