REPUBLIKA.CO.ID, INDRAMAYU--Mahasiswa Politeknik Negeri Indramayu (Polindra) yang meninggal akibat tenggelam saat mengikuti rafting di Sungai Cimanuk, dimakamkan, Senin (10/11/2025). Pemakaman korban diiringi Isak tangis keluarga.
Salah satu korban, Agung Septiadi (20 tahun), dimakamkan di tempat pemakaman umum (TPU) desa kelahirannya, di Desa Segeran Lor, Kecamatan Juntinyuat, Kabupaten Indramayu. Tampak para pelayat memenuhi area pemakaman untuk memberikan penghormatan terakhir.
Kapolres Indramayu, AKBP Mochamad Fajar Gemilang melalui Kapolsek Juntinyuat, Iptu Trio Tirtana menyampaikan duka cita mendalam atas musibah yang menimpa korban. “Kami turut berbelasungkawa yang sedalam-dalamnya atas berpulangnya almarhum Agung Septiadi. Semoga keluarga yang ditinggalkan diberikan ketabahan dan kekuatan,” ucapnya.
Seperti diketahui, Agung menjadi salah satu dari tujuh mahasiswa yang terperangkap pusaran arus deras di Bendung Karet Bangkir, pada Sabtu (8/11/2025). Ia sempat dinyatakan hilang bersama satu mahasiswa lainnya yang bernama Muhammad Lana Wiratno.
Upaya pencarian dilakukan oleh tim SAR Gabungan. Jenazah Agung akhirnya ditemukan sejauh satu kilometer dari lokasi kejadian awal pada Ahad (9/11/2025) pukul 21.50 WIB. Sedangkan korban yang bernama Muhammad Lana Wiratno (21), ditemukan pada Senin (10/11/2025) sekitar pukul 01.05 WIB. Korban ditemukan sekitar lima kilometer dari lokasi kejadian awal.
Untuk mencegah terulangnya kejadian serupa, Trio mengingatkan pentingnya kewaspadaan masyarakat, terutama saat beraktivitas di area sungai. “Musim hujan sering membuat debit air naik tiba-tiba. Kami menghimbau agar masyarakat tidak berenang atau bermain di sungai tanpa pengawasan, karena arus air bisa berubah sewaktu-waktu dan sangat berbahaya,” katanya.
Trio juga berharap agar kejadian itu menjadi pelajaran bersama agar masyarakat lebih berhati-hati dan saling mengingatkan.