Senin 17 Nov 2025 16:51 WIB

Wakil Ketua DPR Cucun Ahmad: MBG tak Perlu Ahli Gizi Cukup Anak SMA Dilatih 3 Bulan

Program gizi untuk anak sekolah tak harus melibatkan standar profesional tertentu.

Wakil Ketua DPR dari Fraksi PKB Cucun Syamsurijal menjadi sorotan usai menyebut program MBG tak perlu ahli gizi.
Foto: Republika/Prayogi
Wakil Ketua DPR dari Fraksi PKB Cucun Syamsurijal menjadi sorotan usai menyebut program MBG tak perlu ahli gizi.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG BARAT -- Wakil Ketua DPR RI Cucun Ahmad Syamsurijal dinilai menyepelekan tenaga profesional ahli gizi. Pernyataannya yang menyebut program Makan Bergizi Gratis (MBG) tak perlu ahli gizi menimbulkan kontroversial dan menjadi sorotan publik usai videonya viral di media sosial, Senin (17/11/2025).

Dalam rekaman video yang viral tersebut, Cucun yang menghadiri konsolidasi Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) MBG se-Kabupaten Bandung, menyampaikan program MBG tidak membutuhkan tenaga profesional seperti ahli gizi. Menurut Cucun, program gizi untuk masyarakat maupun anak sekolah tak harus melibatkan standar profesional tertentu. 

Baca Juga

"Tidak perlu ahli gizi, tidak perlu Persagi (Persatuan Ahli Gizi Indonesia (Persagi). Yang penting adalah satu tenaga yang mengawasi gizi. Tidak perlu ahli gizi, selesai kalian," ujar Cucun.

Politikus dari PKB ini melanjutkan, "Jangan bicara arogansi dengan saya. Semua keputusan di republik ini saya tinggal pegang palu, selesai. Saya tidak mau mendengar ada orang sombong. Nanti tinggal ibu Kadinkes melatih orang, bila perlu anak-anak SMA cerdas fresh graduate dilatih tiga bulan kasih sertifikasi BNSP. Tidak perlu orang-orang seperti kalian yang merasa sombong."

Pernyataan Cucun itu terlontar saat seorang ahli gizi di forum tersebut memberikan masukan agar Badan Gizi Nasional (BGN) menggandeng Persagi untuk menjaga kualitas standar gizi MBG. Perempuan ahli gizi itu pun memberikan masukan dengan nada sopan tanpa ada arogansi. Namun, usulan itu ditolak keras oleh Cucun.

"Saya paham saat ini sulit mencari ahli gizi di lapangan. Solusinya jika pada akhirnya merekrut dari non-gizi, tolong tidak menggunakan embel-embel ahli gizi, cukup posisi pengawas produksi dan kualitas. Kemudian solusi yang lain BGN boleh berkolaborasi dengan organisasi profesi. Jadi kita ini punya rumah yang sangat besar yaitu Persagi, rumah yang yang sangat besar menaungi seluruh ahli gizi di Indonesia. Jadi saya tidak tahu juga apakah saat rapat dengan Kemenkes apakah juga melibatkan Persagi atau tidak, jadi kedepannya BGN bisa berkolaborasi dengan Persagi. Jika BGN merekrut bukan ahli gizi, apakah MBG akan tetap bergizi, karena kita mengingat kegiatan ini bukan hanya memberi makanan, tetapi juga di dalamnya ada edukasi dan juga ada surveillance gizi. Jika nanti ingin merekrut menambah profesi ahli sanitasi tolong merangkul dan kolaborasi dengan profesi HAKLI (Himpunan Ahli Kesehatan Lingkungan Indonesia). Tolong jangan diacak-acak profesi kesehatan ini."

Cucun langsung memotong pernyataan ahli gizi tersebut dan memintanya untuk duduk. "Terkait itu kan profesi kamu, kamu terlalu panjang. Sudah cukup. Saya nggak suka anak muda arogan ini. Mentang-mentang kalian dibutuhkan negara. Kalian berbicara undang-undang, nanti saya akan ajak rapat BGN, saya akan mengubah diksi ahli gizi ini adalah satu tenaga yang menangani gizi. Tidak perlu ahli gizi, nanti saya akan selesaikan di DPR. Kalian tidak boleh arogan," ujar Cucun.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement