Rabu 03 Feb 2021 05:45 WIB

Jalankan Prokes, Pasar Cikurubuk Kurang Tempat Cuci Tangan

UPTD berharap ada bantuan untuk menambah fasilitas cuci tangan di pasar.

Rep: Bayu Adji P/ Red: Irfan Fitrat
Satgas Penanganan Covid-19 Kota Tasikmalaya memantau penerapan protokol kesehatan di Pasar Cikurubuk, Selasa (2/2/2021).
Foto: Polresta Tasikmalaya.
Satgas Penanganan Covid-19 Kota Tasikmalaya memantau penerapan protokol kesehatan di Pasar Cikurubuk, Selasa (2/2/2021).

REPUBLIKA.CO.ID, TASIKMALAYA — Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 Kota Tasikmalaya memantau penerapan protokol kesehatan (prokes) di Pasar Cikurubuk, Selasa (2/2). Salah satu yang menjadi perhatian satgas adalah tempat mencuci tangan.

Kepala Polres Tasikmalaya Kota AKBP Doni Hermawan menilai, fasilitas untuk mencuci tangan di Pasar Cikurubuk masih terbilang minim. Mengingat pedagang di pasar tersebut berjumlah sampai sekitar 3.000 orang. Belum lagi pengunjung, yang tidak hanya dari Kota Tasikmalaya, tapi juga luar daerah. “Kita sudah sampaikan kepada pengelola pasar untuk menambahkan (tempat cuci tangan),” kata dia.

Doni pun mengingatkan pedagang dan pengunjung pasar agar tetap disiplin menjalankan prokes lainnya. Jika tidak displin prokes, dikhawatirkan pasar terbesar di wilayah Priangan Timur menjadi rawan penyebaran virus pemicu Covid-19.

Secara umum, ia menilai, prokes sudah diterapkan di Pasar Cikurubuk. Tapi, masih didapati pedagang dan pengunjung yang tidak memakai masker ataupun menjaga jarak fisik. “Kita sudah beri imbauan dan sosialisasi. Kita juga berikan masker kepada mereka,” ujar Doni.

Pasar Cikurubuk berada di bawah naungan UPTD Pasar Resik I. Kepala UPTD Pasar Resik I, Udin, mengaku pihaknya selalu berupaya mengimbau para pedagang dan pembeli untuk tetap menerapkan prokes. Di pasar pun disediakan tempat mencuci tangan. Namun, fasilitas yang tersedia dinilai belum mencukupi. “Bantuan untuk pengadaan tempat cuci tangan belum mencukupi,” katanya. 

Menurut Udin, saat ini baru terdapat sembilan tempat cuci tangan di Pasar Cikurubuk. Sementara jumlah pedagang mencapai sekitar 3.000 orang, dan pengunjung bisa mencapai 15 ribu orang. Karena itu, kata dia, setidaknya dibutuhkan sekitar 20 tempat mencuci tangan. “Paling tidak ada 20 tempat cuci tangan, ditaruh di setiap pintu masuk. Kalau dihitung dengan jumlah orang yang datang mah tak akan cukup,” ujar dia.

Udin mengatakan, UPTD tak memiliki anggaran untuk melakukan pengadaan tempat cuci tangan. Ia mengaku akan berkoordinasi dengan dinas terkait dalam upaya penerapan prokes dan penanganan Covid-19 di lingkungan pasar ini. Ia juga mengimbau para pedagang dan pengunjung pasar untuk tetap menerapkan prokes. “Jangan sampai ada yang terkena (Covid-19). Kalau ada yang positif, kan pasti akan ada yang ditutup,” kata dia. 

 

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement