Kamis 04 Feb 2021 13:26 WIB

Soal Surat AHY, Mensesneg: Itu Dinamika Internal Demokrat

Presiden Jokowi tak akan membalas surat dari AHY.

Menteri Sekretaris Negara Pratikno (kanan)
Foto: ANTARA/Rivan Awal Lingga
Menteri Sekretaris Negara Pratikno (kanan)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg) Pratikno menilai isu 'kudeta' Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) adalah urusan internal Partai Demokrat. Oleh karena itu, Presiden Joko Widodo (Jokowi) tak akan membalas surat dari AHY.

"Itu adalah perihal dinamika internal partai, itu perihal rumah tangga internal Partai Demokrat yang semua sudah diatur di AD/ ART (Anggaran Dasar/ Anggaran Rumah Tangga) Partai Demokrat, itu saja," ujar Pratikno di Jakarta, Kamis (4/2).

Baca Juga

Sebelumnya Ketua Umum Partai Demokrat AHY mengatakan ada upaya dari sejumlah pihak yang ingin menggulingkan (kudeta) posisinya dari ketum partai. AHY menyebut gerakan politik itu disebut mendapat dukungan pejabat pemerintahan Presiden Jokowi. Belakangan kader Demokrat menyebut sosok tersebut adalah Moeldoko. AHY pun melayangkan surat ke Presiden Jokowi atas dugaan kudeta tersebut.

"Kami sudah menerima surat dari Pak AHY yang ditujukan kepada Bapak Presiden diantar langsung Pak Sekjen Partai Demokrat. Jadi kami sudah menerima surat itu. Kami rasa tidak perlu menjawab surat tersebut," kata Pratikno.

Sebelumnya pada Senin (3/2), Kepala Staf Kepresidenan (KSP) Moeldoko sudah menyatakan bahwa meski ia memang pernah bertemu dengan sejumlah kader dan bekas petinggi Demokrat namun ia tidak pernah berniat untuk melakukan kudeta di tubuh partai Demokrat.

Baca juga : Jokowi tak akan Balas Surat AHY Soal Isu Kudeta Demokrat

"Saya ini orang luar, tidak punya hak apa-apa gitu loh, yang punya hak kan mereka di dalam. Apa urusannya? Tidak ada urusannya, wong saya orang luar," kata Moeldoko pada Senin (3/2).

Moeldoko mengaku juga menghormati pendiri partai Demokrat sekaligus Presiden ke-6 RI Soesilo Bambang Yudhoyono.

"Saya ini siapa sih? Saya ini apa? Biasa-biasa saja. Di Demokrat ada pak SBY, ada putranya mas AHY, apalagi kemarin dipilih secara aklamasi. Kenapa mesti takut ya? Kenapa mesti menanggapi seperti itu? Biasa-biasa saja begitu. Jadi dinamika dalam sebuah apa partai politik itu biasa," ungkap Moeldoko.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement