Selasa 09 Mar 2021 10:18 WIB

Pemkot Bogor Ditolak Pemprov Jabar Ingin Pinjam Dana PEN

Pemkot ingin merevitalisasi Jembatan Otista Sempur, namun PEN tak bisa multiyears.

Rep: Shabrina Zakaria/ Red: Erik Purnama Putra
Kondisi jembatan di Jalan Otista, Kota Bogor, pada Ahad (30/12) yang mengalami kerusakan usai diberlakukannya sistem satu arah.
Foto: Republika/Imas Damayanti
Kondisi jembatan di Jalan Otista, Kota Bogor, pada Ahad (30/12) yang mengalami kerusakan usai diberlakukannya sistem satu arah.

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Revitalisasi dua jembatan di Kota Bogor, yakni Jembatan Otista dan Jembatan Sempur harus tertunda karena tidak bisa menggunakan dana pinjaman pemulihan ekonomi nasional (PEN). Sebab, pembangunan dua jembatan tersebut bisa memakan waktu lebih dari setahun, atau multi years

"Jadi yang namanya membangun jembatan kan nggak mungkin cuma delapan atau sembilan bulan. Pembangunan (jembatan) bisa satu setengah tahun," ujar Wakil Wali Kota Bogor, Dedie Abdu Rachim kepada Republika di Kota Bogor, Jawa Barat (Jabar), Senin (8/3).

Anggaran revitalisasi Jembatan Otista yang menelan Rp 120 miliar dan Jembatan Sempur sebesar Rp 75 miliar, sudah diajukan dalam pengajuan dana pinjaman PEN. Sayangnya, PEN tidak bisa menggunakan anggaran multiyears. Padahal, revitalisasi masing-masing jembatan bisa memakan waktu lebih dari satu tahun.

Oleh karena itu, Dedie mengatakan, Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor tengah mencari alternatif untuk revitalisasi kedua jembatan tersebut termasuk ke pemerintah pusat. Apalagi, kedua jembatan yang terletak di pusat kota itu dinilai krusial, bahkan sudah dibangun sejak sekitar tahun 1940.

"Jadi kan itu jembatan kalau nggak salah dibangun tahun 1940, jadi konstruksinya memang sudah tidak memadai. Nah kita mencari alternatif bagaimana dua jembatan yang krusial ini bisa ditangani oleh bantuan pemerintah pusat," jelas Dedie.

Menurut Dedie, Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor sempat mengajukan dana untuk revitalisasi Jembatan Otista dan Sempur ke Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jabar. Namun, pengajuan tersebut dibatalkan Pemprov Jawa Barat karena dana yang dimiliki tidak mencukupi.

Oleh karena itu, Pemkot Bogor mengajukan dana pinjaman PEN ke untuk pembangunan kedua jembatan tersebut kepada Pemprov Jabar. Ternyata, aturan melarang anggaran digunakan untuk lebih dari setahun. "Padahal uangnya sudah disiapkan, tapi tidak bisa. Jadi ya sudah kita batalkan," kata Dedie.

Dia melanjutkan, Pemkot Bogor sudah bertemu dengan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR). Hal itu diikuti dengan tim Kementerian PUPR menggelar survei. "Jadi kita sedang menunggu kebijakan pusat untuk bisa membantu Pemkot Bogor dalam mengatasi permasalahan Jambatan Otista dan Jembatan Sempur," tutur Dedie.

Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Bogor, Syarifah Sofiah menjelaskan, pemerintah pusat memang memberikan batasan pelaksanaan proyek yang menggunakan dana pinjaman PEN. "Tadinya kita pikir peluang PEN pinjaman tidak berbunga bayarnya delapan tahun menguntungkan. Tapi ternyata ada batasan dari PEN dilaksanakan sebelum perubahan anggaran," ucapnya.

Selain pembangunan dua jembatan, Pemkot Bogor juga mengajukan pembangunan dua blok Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) RSUD Kota Bogor sebesar Rp 255 miliar dan pengembangan kawasan Suryakencana Rp 30 miliar. Sehingga, total pinjaman yang diajukan Pemkot Bogor sebesar Rp 494,5 miliar.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement