Rabu 17 Mar 2021 08:43 WIB

Kasus Covid-19 di Pesantren Dikhawatirkan Bertambah  

Pesantren di Tasikmalaya diminta tetap menerapkan prokes pencegahan Covid-19.

Rep: Bayu Adji P/ Red: Irfan Fitrat
Waspada Covid-19 (ILUSTRASI)

Selain di Kecamatan Salopa, belum lama ini juga dilaporkan kasus Covid-19 di salah satu pesantren wilayah Kecamatan Singaparna dan Sukarame. Hingga awal Maret lalu, di salah satu pesantren wilayah Sukarame dilaporkan ada lima santri yang positif. Sementara di satu pesantren wilayah Singaparna dilaporkan ada 55 orang yang positif, mencakup santri, pengajar, dan karyawan.

Atang mengaku belum mendapat laporan kasus Covid-19 lagi dari pesantren lain. Namun, jika dilakukan tes, ia menduga akan ditemukan lagi kasus baru. “Saya akan coba nanti kalau ketersediaan (alat) antigen sudah datang, akan saya cek ke pesantren-pesantren,” kata dia.

Sebagai upaya pencegahan, Atang mengimbau kegiatan belajar mengajar secara tatap muka di pesantren dihentikan sementara waktu. Diganti dengan kegiatan secara daring. Para santri disarankan dipulangkan.

Menurut Kepala Seksi Pondok Pesantren Kantor Kemenag Kabupaten Tasikmalaya Harun Harosid, kegiatan belajar tatap muka di pesantren sudah berjalan sejak pertengahan tahun lalu. Salah satu pertimbangannya, kegiatan belajar dilakukan di lingkungan eksklusif, tidak berbaur dengan masyarakat.

Kalaupun ada kasus Covid-19, kata dia, penangannya pun bisa dilakukan lebih fokus. “Tidak kita pungkiri ada klaster (Covid-19) pesantren di Tasikmalaya. Tapi, alhamdulillah, belum ada satu pun korban (jiwa) karena penanganannya dapat fokus di lingkungan itu,” kata Harun.

Meski demikian, Harun menekankan soal upaya pencegahan. Ia mengatakan, Kemenag mengimbau pesantren terus menjalankan prokes.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement