REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG — Dinas Pekerjaan Umum (DPU) Kota Bandung memanfaatkan kamera CCTV untuk memantau lokasi yang dinilai rawan banjir. Menurut Kepala DPU Kota Bandung Didi Ruswandi, sejak tahun lalu sudah dipasang sebanyak 16 kamera CCTV di sejumlah titik rawan banjir.
Titik rawan banjir ini di Kota Bandung ini, antara lain kawasan perempatan Gedebage, Pasar Gedebage, dan kawasan Jalan M Toha. Dengan adanya kamera CCTV ini, Didi mengatakan, diharapkan ketika muncul genangan atau terjadi banjir dapat segera diatasi. “Sudah ada tanda-tanda kenaikan (air), kita informasikan ke UPT (unit pelaksana teknis) yang bersangkutan,” kata dia di Kota Bandung, Selasa (23/3).
Berdasarkan informasi dari kamera CCTV itu, Didi mengatakan, petugas akan langsung mengecek ke lokasi rawan banjir dan melakukan upaya pencegahan ataupun penanganan, seperti menyiapkan pompa untuk menyedot air.
Untuk meningkatkan respons terhadap potensi banjir ini, kata Didi, rencananya jumlah kamera CCTV untuk memantau titik rawan banjir bakal terus ditambah. “Rencana ada penambahan tiap tahun,” ujar dia.
Menurut Didi, sepanjang tahun lalu setidaknya ada sepuluh lokasi yang kerap dilanda banjir atau genangan. Seperti kawasan Jalan Kopo Citarip, dengan 24 kejadian banjir.
Kemudian kawasan Rancabolang 18 kali, kawasan Jalan Terusan Pasirkoja 16 kali, perempatan Gedebage 16 kali, kawasan Cibaduyut 14 kali, dan kawasan Cikadut, yang terdata delapan kali dilanda banjir.
Didi mengeklaim terjadi penurunan titik rawan banjir dari 2018. Berdasarkan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah, kata dia, sebelumnya ada sekitar 68 titik rawan banjir. Sementara pada 2020 menjadi sekitar 32 titik.
Berbagai upaya lain dilakukan jajaran Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung untuk menekan potensi banjir ini. Seperti memperbanyak kolam retensi. Sejauh ini, pemkot sudah membuat tujuh kolam retensi, yang tersebar di sejumlah titik. Selain itu, pemkot juga berupaya memperbanyak sumur imbuhan dalam. Adapun drumpori sejauh ini disebut sudah ada sekitar 3.470.