Kamis 15 Apr 2021 16:02 WIB

Pemkot Bogor Upayakan Cegah Penimbunan Barang

Pemkot Bogor akan melakukan sidak untuk cegah penimbunan barang.

Rep: Shabrina Zakaria/ Red: Ratna Puspita
Wakil Wali Kota Bogor Dedie A. Rachim
Foto: Republika/Shabrina Zakaria
Wakil Wali Kota Bogor Dedie A. Rachim

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Wakil Wali Kota Bogor Dedie A. Rachim mengatakan Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor melakukan berbagai upaya untuk memastikan tidak ada penimbunan barang kebutuhan pokok. Upaya yang dilakukan di antaranya Pemkot Bogor melalui dinas terkait dan Perumda Pasar Pakuan Jaya (PPJ) juga akan melakukan inspeksi mendadak (sidak).

Dedie mengatakan sidak itu guna memastikan tidak ada penimbunan barang oleh para pedagang. “Tidak ada yang namanya penimbunan pangan oleh para pedagang, itu yang penting,” kata Dedie ketika ditemui usai menggelar rapat bersama SKPD dan Perumda PPJ di Balai Kota Bogor, Kamis (15/4).

Baca Juga

Selain kepada pedagang, Pemkot Bogor juga akan untuk melakukan sosialisasi kepada masyarakat untuk membeli barang sesuai dengan kebutuhan. Ini untuk menghindari adanya penimbunan barang, yang kemudian dapat dijual kembali ke tempat lain. 

Pengawasan penimbunan barang kebutuhan pokok ini menjadi salah satu langkah Pemkot Bogor menjaga stabilitas harga dan ketersediaan barang. Selain itu, Pemkot Bogor akan melakukan sesuai arahan dari Bank Indonesia (BI), yakni operasi pasar. 

Namun, Dedie belum mengetahui kapan operasi pasar akan dilakukan. Ia masih akan berkoordinasi dengan Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Disperdagin) Kota Bogor, Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP), dan Asisten II.

Langkah lain yang akan dilakukan Pemkot Bogor, yakni melakukan kerja sama langsung antardaerah dalam menyediakan sejumlah komoditas strategis seperti ayam potong, ayam, telur, dan daging sapi. Dedie menjelaskan, untuk menjaga ketersediaan pasokan ayam potong, Pemkot Bogor sudah melakukan kerjasama MoU dengan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Ciamis. 

“Selanjutnya mungkin ke depan, untuk memastikan bawang merah juga tidak menyumbang inflasi tinggi di Kota Bogor, kita akan melakukan pembicaraan. Mungkin dengan Kabupaten Brebes untuk memastikan pasokan bawang di Kota Bogor,” jelas Dedie.

Dirut Perumda PPJ Muzakkir mengatakan, saat ini Perumda PPJ masih melakukan pemantauan terhadap beberapa komoditi yang mengalami kenaikan harga sebelum menggelar operasi pasar. Menurutnya, operasi pasar dibutuhkan ketika terdapat kenaikan harga yang signifikan pada suatu komoditas.

"Operasi pasar itu dibutuhkan saat komoditas tersebut terjadi kenaikan yang signifikan. Nah kami masih memonitor sekarang dibutuhkan apa ga. Jadi kalau misalnya harga stabil, ya kita ga perlu harus operasi pasar," ujarnya.

Berdasarkan data yang dimiliki oleh Perumda PPJ, di Pasar Bogor komoditi pangan yang mengalami kenaikan. Di antaranya, bawang merah dengan harga Rp 35 ribu per-kilogram, dari sebelumnya dibanderol seharga Rp 30 ribu per-kilogram. 

Lalu, ada bawang bombay dimana saat ini harganya Rp 28 ribu per-kilogram, setelah sebelumnya memiliki harga Rp 20 ribu per-kilogram. "Kenaikan harga paling signifikan terjadi untuk komoditas jengkol dimana saat ini harganya Rp 50 ribu per-kilogram dari sebelumnya Rp 15 ribu per kilogram," tuturnya. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement