Salah seorang pengurus Paguyuban Tahu dan Tempe Jawa Barat yang juga pengrajin, Galih Sutra mengatakan aksi mogok produksi dilakukan akibat harga kacang kedelai yang mahal. Harga kacang kedelai normal sekitar Rp 6.500 dan saat ini di pasar harga mencapai Rp 12 ribu.
"Maksud mogok minimal pedagang dan pembeli ngerti, kacang harganya naik dan ingin menyamaratakan harga. Jangan sampai (harga) tahu beda-beda, ada yang murah dan mahal mau disamaratakan," katanya.
Ia mengatakan, pihaknya sudah didatangi oleh Dinas Perindustrian dan Perdagangan Jawa Barat untuk membahas permasalahan harga kacang kedelai. Pihaknya juga akan mengupayakan dialog dengan para importir dan bahkan presiden agar harga kacang kedelai stabil.
"Supaya stabil, gak ada jalan lain harga tahu harus naik. Mau naik tahu tempe tanpa mogok susah, tanpa ada kesepakatan bersama guyub," katanya. Pihaknya berharap agar harga tahu dan tempe naik sekitar 15 hingga 30 persen.
"Tadinya perpapan tahu ada 80 atau 100 buah, gimana ukurannya mau dipotong berapa bisa. Waktu normal harga kacang Rp 6.500 itu harga Rp 43 ribu satu papan atau loyang. Sekarang kenaikan (kacang) hampir 100 persen," katanya.
Ia mengatakan, selama ini apabila pihaknya akan menaikkan harga tahu dan tempe relatif susah diterima pembeli. Bahkan banyak pembeli tidak percaya dengan harga kacang kedelai yang mahal. "Banyak pembeli tidak percaya dengan harga kedelai mahal," katanya.