Selasa 15 Jun 2021 13:18 WIB

Tanggul Sindupraja Jebol, Sawah di 8 Kecamatan Kurang Air

3 ribu hektare sawah di delapan kecamatan di Kabupaten Indramayu tidak dapat air.

Rep: Lilis Handayani/ Red: Dwi Murdaningsih
Penanganan tanggul jebol di saluran induk Sindupraja di Desa Gedangan, Kecamatan Sukagumiwang, Kabupaten Indramayu, terus dilakukan, Senin (14/6). Jebolnya tanggul itu menyebabkan ribuan hektare sawah di delapan kecamatan tak mendapat pasokan air.
Foto: Istimewa
Penanganan tanggul jebol di saluran induk Sindupraja di Desa Gedangan, Kecamatan Sukagumiwang, Kabupaten Indramayu, terus dilakukan, Senin (14/6). Jebolnya tanggul itu menyebabkan ribuan hektare sawah di delapan kecamatan tak mendapat pasokan air.

REPUBLIKA.CO.ID, INDRAMAYU – Sedikitnya 3 ribu hektare sawah di delapan kecamatan di Kabupaten Indramayu tidak memperoleh pasokan air selama lebih dari sepekan terakhir. Hal itu menyusul jebolnya tanggul saluran induk (SI) Sindupraja di Desa Gedangan, Kecamatan Sukagumiwang, Kabupaten Indramayu.

Wakil Ketua Kontak Tani Nelayan andalan (KTNA) Kabupaten Indramayu, Sutatang, menyebutkan, kedelapan kecamatan itu yakni Kecamatan Kedokanbunder, Karangampel, Juntiyuat, Jatibarang, Indramayu, Sliyeg, Balongan dan Krangkeng.

Baca Juga

"Imbas jebolnya saluran irigasi Sindupraja telah membuat delapan kecamatan itu tidak mendapat pasokan air dari Bendung Rentang,’’ kata Sutatang kepada Republika.co.id, Senin (14/6).

Sutatang mengatakan, sebagian lahan di wilayah tersebut sudah ditanami padi dengan umur tanaman sekitar 10 – 25 hari. Menurutnya, tanaman tersebut saat ini kondisinya telah mengering dan membutuhkan pasokan air dengan segera.

Selain itu, lanjut Sutatang, adapula sebagian lahan yang belum bisa ditanami sama sekali. Hal itu karena tanahnya kering sehingga tidak memungkinkan untuk ditanami.

‘’Lahan yang belum bisa ditanami itu persemaiannya sudah berumur tua. Harus segera ditanam, karena kalau terlambat tanam, akan menurunkan produktivitas padi dan membuat jadwal tanam menjadi mundur,’’ ucap Sutatang.

Sutatang mengakui, sudah mendapat informasi bahwa air mulai kembali mengalir meski dengan debit yang masih minim. Dia berharap, perbaikan bisa segera rampung sehingga pasokan air kembali normal.

Terpisah, Sekretaris Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Indramayu, Caya, menjelaskan, tanggul jebol di saluran induk Sindupraja itu terjadi pada Sabtu (5/6). Dia menjelaskan, tanggul yang jebol itu berbentuk lubang, dengan diameter sekitar dua meter.

Caya mengatakan, jebolnya tanggul saluran tersebut telah menyebabkan air dari hulu atau dari Bendung Rentang, tidak bisa mengalir ke hilir. Menurutnya, air justru mengalir deras ke bawah atau terjadi backwash.

Dampaknya, terang Caya, air yang semestinya mengalir ke hilir dan masuk ke areal persawahan, malah masuk ke pemukiman masyarakat di Desa Gedangan. Akibatnya, warga di Desa Gedangan sempat terendam banjir.

‘’Tapi itu awal, dan langsung kita tangani. Saya (minta) setop ke Bendung Rentangnya,’’ tutur Caya.

Selain menyebabkan banjir di pemukiman, lanjut Caya, jebolnya saluran itu juga membuat areal sawah di delapan kecamatan tidak mendapat pasokan air. Pasalnya, air yang semestinya terkirim ke hilir, malah masuk ke saluran pembuang.

Caya mengungkapkan, untuk penanganan awal, pihaknya sudah meminjam becho kepada Dinas PUPR Kabupaten Indramayu untuk menutup lubang tersebut dengan tanah dan dipadatkan. Untuk penanganan selanjutnya, pihaknya juga berkoordinasi dengan BBWS Cimanuk Cisanggarung.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement