Rabu 01 Sep 2021 15:52 WIB

Petugas SPBU di Bandung Dipukuli Massa Viral di Medsos

Sekelompok massa tersebut tidak terlebih dahulu datang ke kantor polisi.

Rep: Muhammad Fauzi Ridwan/ Red: Muhammad Fakhruddin
Petugas SPBU di Bandung Dipukuli Massa Viral di Medsos (ilustrasi)
Foto: ngapak.com
Petugas SPBU di Bandung Dipukuli Massa Viral di Medsos (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID,BANDUNG -- Rekaman video yang memperlihatkan seorang petugas SPBU di Cipadung, Kota Bandung dipukuli massa viral di media sosial (medsos). Peristiwa tersebut diketahui terjadi pada Selasa (31/8) kemarin dan mendapatkan perhatian dari para warganet.

Kapolsek Panyileukan, Suhendratmo mengatakan pemukulan kepada seorang petugas SPBU oleh sekelompok massa terjadi akibat rentetan masalah yang terjadi sebelumnya. Tepatnya bermula pada Sabtu (28/8) lalu, petugas tersebut meminta kepada pedagang untuk tidak merokok di area SPBU.

"Tidak tahu bagaimana terjadi keributan dan cekcok mulut," ujarnya kepada wartawan, Rabu (1/9). Cekcok antara petugas dan pedagang pun viral di media sosial, pihaknya pun langsung memediasi antar kedua belah pihak hingga disepakati untuk saling memaafkan.

"Saya jembatani musyawarah antara SPBU dan pihak keluarga secara tertulis, sudah saling memaafkan," ungkapnya. Ia menuturkan, petugas tersebut bahkan membuat pernyataan maaf di media sosial pada Minggu (29/8) kemarin.

Pasca itu, untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan, petugas kepolisian berjaga-jaga di SPBU. Bahkan, pihaknya berupaya memediasi sekelompok massa dari organisasi masyarakat (ormas) yang ingin menyelesaikan masalah tersebut.

Sekelompok massa tersebut tidak terlebih dahulu datang ke kantor polisi namun ke lokasi SPBU hingga akhirnya terjadi pemukulan. Anggota kepolisian sempat berusaha melerai dan memisahkan petugas dari sekelompok massa itu namun pemukulan masih terjadi.

Ia mengatakan, pihaknya langsung melakukan mediasi antar keduanya hingga akhirnya saling memaafkan dan tidak akan saling melapor. Sejak awal, kapolsek mengaku masalah tersebut sudah selesai namun karena video yang beredar di media sosial langsung viral dan menyulut banyak orang.

"Sebaiknya kita bijak menyikapi, melihat dan mendengar beritanya, kalau gak ngerti konfirmasi aparat terkait itu," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement