Kamis 30 Sep 2021 10:58 WIB

Jelang Musim Hujan, Warga Cirebon Diminta Waspada Bencana

Ada tren yang menunjukkan bahwa banjir biasanya melanda Kota Cirebon di awal tahun.

Rep: Lilis Sri Handayani/ Red: Bilal Ramadhan
Warga berjalan menerobos banjir yang merendam Desa Suranenggala Lor, Kecamatan Suranenggala, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, Selasa (19/1/2021). Banjir akibat luapan sungai dan tingginya intensitas hujan di kawasan itu membuat ratusan rumah warga terendam banjir setinggi 50 sentimeter hingga satu meter.
Foto: Dedhez Anggara/ANTARA
Warga berjalan menerobos banjir yang merendam Desa Suranenggala Lor, Kecamatan Suranenggala, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, Selasa (19/1/2021). Banjir akibat luapan sungai dan tingginya intensitas hujan di kawasan itu membuat ratusan rumah warga terendam banjir setinggi 50 sentimeter hingga satu meter.

REPUBLIKA.CO.ID, CIREBON – Jelang musim penghujan, warga Kota Cirebon diminta untuk meningkatkan kewaspadaan.  Tindakan  untuk mengantisipasi terjadinya bencana juga perlu dilakukan.

"Berdasarkan press release dari BMKG, awal musim di Jabar diprakirakan terjadi September. Untuk  Kota Cirebon pada Oktober-November. Sedangkan puncak musim hujan, diprakirakan terjadi Januari 2022," kata Wali Kota Cirebon, Nashrudin Azis.

Bila dikaji dari kejadian bencana selama tiga tahun ke belakang, ada tren yang menunjukkan bahwa banjir biasanya melanda Kota Cirebon di awal tahun.

Seperti terjadi di RW 06 Suradinaya, Kelurahan Pekiringan, banjir terjadi pada Maret 2018. Di kawasan Kecamatan Harjamukti dan Kecamatan Lemahwungkuk, banjir terjadi pada Januari-Februari 2020, serta banjir di Kelurahan Kalijaga terjadi di akhir Maret 2021.

Kejadian tersebut berdampak pada sekitar 12 ribu penduduk yang berada di sekitar area banjir. "Untuk itu, masyarakat yang tinggal di daerah rawan banjir dan tanah longsor harus meningkatkan kewaspadaan menjelang puncak musim penghujan," tukas Azis.

Terlebih, curah hujan pada musim penghujan kali ini diprakirakan lebih tinggi daripada sebelumnya. Untuk itu, perlu dilakukan tindakan antisipasi bencana bersama-sama.

Seperti melakukan normalisasi sungai, memperbaiki drainase, memantau debit air sungai serta melakukan pembersihan sungai dari sampah dengan kegiatan kerja bakti.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement