Jumat 29 Oct 2021 15:50 WIB

49 Bus BTS Mengaspal di Kota Bogor Tahun Ini

Satu bus BTS yang diterima Kota Bogor akan menggantikan tiga angkot.

Rep: Shabrina Zakaria/ Red: Agus Yulianto
Wali Kota Bogor, Bima Arya Sugiarto mencoba bus Buy The Service (BTS).
Foto: Dok. Prokopim Pemkot Bogor
Wali Kota Bogor, Bima Arya Sugiarto mencoba bus Buy The Service (BTS).

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor terus menyiapkan program layanan angkutan umum bus Buy The Service (BTS), yang merupakan bantuan dari Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ) Kementerian Perhubungan (Kemenhub). Dari 75 bus yang akan diterima Pemkot Bogor, 49 di antaranya akan mengaspal di Kota Bogor secara bertahap pada 2021.

Hal itu disampaikan oleh Wali Kota Bogor Bima Arya Sugiarto usai mencoba salah satu bus BTS yang sudah diproduksi Karoseri Laksana, di Semarang, Jawa Tengah. Sekaligus, meninjau produksi bus BTS bernama Transpakuan itu.

“Tahun ini Insya Allah sampai akhir tahun ada 49 bus yang akan masuk mengaspal di Kota Bogor. Secara bertahap untuk menggantikan angkutan kota (angkot),” ujar Bima Arya melalui video yang diterima Republika, Jumat (29/10).

Rencananya, bus BTS akan mulai mengaspal di Kota Bogor pada awal November mendatang. Sebelumnya, Bima Arya sempat mengatakan bus BTS akan diluncurkan pada akhir Oktober. Hanya saja, banyak hal yang harus dipersiapkan sebelum bus-bus tersebut bisa beroperasi di Kota Bogor.

Lebih lanjut, Bima Arya mengatakan, satu bus BTS yang diterima Kota Bogor akan menggantikan tiga angkot. Dalam arti lain, bantuan bus BTS dari BPTJ Kemenhub ini, selaras dengan program Reduksi Angkot 3:1 yang dimiliki Pemkot Bogor.

Sehingga, sambung dia, 49 bus tersebut akan menggantikan 147 angkot di Kota Bogor. Tak hanya angkot yang akan dikonversi,m, para pengemudi angkot juga akan dipekerjakan pada bus BTS nantinya. 

“Tiga angkot jadi satu bus, pengemudi angkot jadi pengemudi bus, yang tidak menjadi pengemudi bus akan dilatih menjadi mekanik,” ujarnya.

Bima Arya menuturkan, bus BTS tersebut bisa membawa 20 penumpang duduk dan 15 penumpang berdiri. Serta memiliki tempat untuk menyimpan sepeda di bagian depan bus.

“Jadi desainnya dari  Bogor, akan tetap pakai batik Bogor semuanya. Dan juga tempat untuk taruh sepeda untuk para goweser,” tutur Bima Arya.

Kasubdit Angkutan Orang pada BPTJ, Saptandri Widiyanto mengatakan, program dari BPTJ ini pertama kali dilaksanakan di Kota Bogor. BTS di Kota Bogor ini merupakan pilot project yang diharapkan dapat diikuti oleh kota-kota lain se-Jabodetabek. Sementara, di kota-kota lain sudah berjalan dengan program dari Kemenhub.

Dia menyatakan, Kota Bogor dipilih menjadi pilot project BTS di Jabodetabek karena Kota Bogor memberikan respons yang baik dengan mengajukan proposal. “Tujuannya juga in line dengan program Kota Bogor, yakni konversi angkutan kota (angkot). Ada satu bus, diharapkan dapat menghilangkan tiga angkot, atau 3:1,” pungkasnya.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement