REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG--Pemerintah Provinsi Jawa Barat memastikan proses pembuangan sampah Bandung Raya ke TPA Sarimukti masih bisa berlangsung. Sebelumnya, pembuangan sampah ke Sarimukti sempat terkendala akibat habisnya bahan bakar minya (BBM) kendaraan pengangkut sampah.
"Insya Allah sampai Desember masih lancar. Karena upaya-upaya pengurangan di provinsi, upaya pengurangannya yang diperbesar," ujar Kepala Bidang Konservasi dan Pengendalian Iklim Dinas Lingkungan Hidup Jawa Barat Helmi Gunawan di Gedung Sate, Jumat (12/11).
Helmi mengatakan, jam operasional pengangkutan sampah berubah karena kalau dilihat proses pengelolaan sampah ada kesulitan akibat Juni-Agustus banyak terjadi perubahan cuaca. Jadi, manuver dan kondisi operasional disana susah dan sulit.
"Jam operasionalnya haru terus dibenahi. Jadwal operasionalnya sekarang dari jam 8 pagi sampai 16.00 sore. Karena kita lihat jadwalnya selama ini tak terkendali ada yang ngangkut dari 3 subuh," paparnya.
Hal tersebut, kata dia, menyulitkan pihaknya karena seharusnya jadwalnya pasti. Terkait waktu pengangkutan, jadwalnya sudah tepat Senin sampai Ahad. "Jadwal operasional harus disiplin. Tapi jadwal akan berlaku selamanya. Karena TPA Sarimukti akan di tutup setelah Legok Nangka berjalan di 2023," katanya.
Terkait habisnya BBM, Helmi mengatakan hal itu juga turut dipengaruhi faktor perubahan cuaca. Sehingga, hal itu berimbas pada ketersediaan BBM. "Karena kalau kita lihat ada kesulitan Juni Agustus banyak terjadi perubahan cuaca. Jadi manuver dan kondisi operasional di sana susah, sulit. Jadi mau tidak mau kita melihat 12 bulan BBM akhirnya berkurang," katanya.
Helmi menjelaskan timbunan sampah dari wilayah Bandung Raya yang masuk ke TPA Sarimukti juga mengalami peningkatan. Jika pada 2006 lalu hanya tiga kabupaten dan kota saja yang membuang, saat ini bertambah. "Akhirnya (jumlah sampah) bertambah (dari) 1.200 ton perhari jadi 1.900 ton. Dua hari yang kemarin Kota Bandung sudah 1.300-an sudah lebih dari itu," katanya.
Upaya lain yang dilakukan pemprov Jabar, kata dia, yaitu dengan menekankan pemilahan sampah dari mulai sumbernya. Dia pun meminta kabupaten kota untuk mulai mengelola sampah dari sumber utama.
"Itu yang diharapkan kabupaten kota mulai mengelala sampah dari sumbernya. Pastikan pengelolaan sampah di sumber harus benar-benar baik. Karena sampah yang masuk harusnya residu, yang masuk justru sampah yang bernilai," katanya.
Sebelumnya, pengiriman sampah ke TPA (tempat pembuangan akhir) Sarimukti, Kabupaten Bandung Barat terganggu. Hal itu imbas dari habisnya bahan bakar minyak (BBM) untuk alat berat di lokasi TPA.