REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Kecelakaan beruntun melibatkan dua unit truk, satu unit minibus umum, dan sepeda motor terjadi di Jalan Raya Tajur, Kecamatan Bogor Timur, Kota Bogor, Jawa Barat, Kamis (2/12) pagi WIB. Tabrakan beruntun itu diawali dari satu unit truk boks bernomor polisi F 8751 IP yang melaju kencang dari arah Ciawi, menabrak satu truk lain dari arah berlawanan.
Kasubsie Penmas Polresta Bogor Kota, Iptu Rachmat Gumilar, menjelaskan, diduga sopir truk boks berinisial CP (28 tahun), membawa truk tersebut dengan tidak hati-hati. Saat itu, truk boks yang dikendarai CP melintas dari arah Ciawi menuju arah Tugu Kujang.
“Ketika melintas di Jalan Raya Tajur, tepatnya di depan Dealer Yamaha Sindang Sari, truk boks melaju dengan kecepatan tinggi dan tidak hati hati saat mendahului kendaraan di depannya. Sehingga truk melambung dan memasuki jalur yang berlawanan, dan menabrak truk lain dari arah berlawanan,” ujar Rachmat kepada Republika di Kota Bogor, Kamis (2/12).
Rachmat menjelaskan, truk yang tertabrak truk boks itu terdorong ke belakang. Hal itu menyebabkan truk menabrak sebuah minibus L 300 yang ada di belakangnya.
Secara beruntun, kendaraan itu menabrak satu unit sepeda motor dan tembok Kantor Perhutani. Rachmat mengatakan, setelah menabrak motor dan tembok, kendaraan truk boks baru berhenti.
Akibat insiden tersebut, menurut Rachmat, sopir dan dua penumpang minibus L 300 mengalami luka-luka. “Sopir dan penumpang truk boks, serta sopir truk yang tertabrak juga mengalami luka-luka,” jelasnya.
Selain itu, sambung dia, kerugian materi yang diakibatkan dari peristiwa itu diperkirakan mencapai Rp 15 juta. Usai insiden tabrakan beruntun, kata Rachmad, seluruh korban luka dilarikan ke rumah sakit.
KBO Satlantas Polresta Bogor Kota, Ipda Susilo menambahkan, kecelakaan beruntun tersebut terjadi sekitar pukul 05.00 WIB. Empat kendaraan yang terlibat dalam kejadian ini, yaitu dua unit truk, satu unit minibus umum, dan satu sepeda motor.
Susilo mengatakan, arus lalu lintas di sekitar lokasi kejadian sempat mengalami kemacetan, lantaran terhambat proses evakuasi kendaraan yang ringsek. “Dampaknya kemacetan saat evakuasi dengan derek tiga unit dan antrean kendaraan terjadi sekitar 500 meter,” kata Susilo.