Jumat 17 Dec 2021 13:50 WIB

Sepanjang 2021, Sebanyak 209 Bencana Terjang Sukabumi

Kerugian mencapai Rp 9 miliar dan dua orang meninggal dunia.

Rep: Riga Nurul Iman/ Red: Ilham Tirta
Lokasi longsor di Desa Kutajaya, Kecamatan Cicurug, Kabupaten Sukabumi, Ahad (7/11)
Foto: dok BPBD kabupaten sukabumi
Lokasi longsor di Desa Kutajaya, Kecamatan Cicurug, Kabupaten Sukabumi, Ahad (7/11)

REPUBLIKA.CO.ID, SUKABUMI -- Dalam kurun waktu Januari hingga 15 Desember 2021 terjadi sebanyak 209 kali bencana di Kota Sukabumi, Jawa Barat. Ratusan kejadian ini menyebabkan kerugian materiil hingga Rp 9 miliar.

Data dari Sistem informasi Elektronik Data Bencana (SiEdan) yang dihimpun BPBD Kota Sukabumi, 209 bencana itu tersebar di tujuh kecamatan. Ditaksir nilai kerugian mencapai Rp 9.073.135.350 dengan luas area 54,62 hektare dan 143 kepala keluarga (KK) terdampak serta dua korban meninggal dunia.

Baca Juga

''Pada November 2021 merupakan frekuensi tertinggi yang dilaporkan masyarakat dibandingkan bulan lainnya,'' ujar Kepala Seksi Pencegahan dan Kesiapsiagaan, BPBD Kota Sukabumi, Zulkarnain Barhami, Jumat (17/12).

Di bulan tersebut, tercatat sebanyak 58 kasus bencana dengan prakiraan nilai kerugian Rp 3.206.572.850 dengan sebanyak 369 unit bangunan terdampak. Sebagian besar karena terjangan banjir.

Zulkarnain menuturkan, dalam setahun ini bencana yang paling mendominasi adalah cuaca ekstrem dan tanah longsor serta banjir. Rinciannya, cuaca ekstrem sebanyak 74 kali dengan taksiran kerugian mencapai Rp 1.361.700.000 dan prakiraan luas area terdampak 6.599 meter persegi.

Kemudian, tanah longsor sebanyak 64 kejadian dengan taksiran kerugian Rp 1.780.385.350 dan luas area terdampak 8.103 meter persegi. Berikutnya, banjir 40 kejadian dengan kerugian Rp 2.113.550.000 dan luas area terdampak 528.926 meter persegi.

Bencana lainnya, kata Zulkarnain, kebakaran sebanyak 27 kejadian dengan kerugian Rp 3.747.500.000 dan luas area terdampak 2.528 meter persegi. Angin puting beliung terjadi dua kali dengan kerugian Rp 70 juta dan luas area terdampak 71 meter persegi. Terakhir bencana gempa bumi dua kali.

Dari sebaran kejadian berdasarkan wilayah Kecamatan, Gunung Puyuh menempati peringkat tertinggi dengan 45 kejadian. Disusul Kecamatan Lembursitu 40 kejadian, Cikole 34 kejadian, Warudoyong 27 kejadian, Citamiang 24 kejadian, Cibeureum 20 kejadian, dan Baros 17 kejadian.

Kepala Pelaksana BPBD Kota Sukabum, Imran Wardhani mengatakan, BPBD telah melakukan penanggulangan bencana. Mulai dari prabencana, saat, dan pascabencana dalam bentuk berbagai kegiatan.

Ia mecontohkan, wali kota menetapkan Status Siaga Banjir dan Longsor dari 15 November 2021 dan berakhir pada 30 April 2022 dan menerbitkan surat Edaran Antisipasi Bencana Hidrometeorologi. Selain itu, melakukan Komunikasi Informasi dan Edukasi (KIE) bencana kepada masyarakat dalam bentuk sosialisasi dan penyuluhan dengan tercapai sasaran sebanyak 1.600 orang.

Upaya lainnya, tutur Imran, menfasilitasi Sosis GulBencal dan edukasi siap menghadapi bencana baik di komunitas maupun fasilitasi dengan kelurahan. KIE Bencana contohnya digelar di Kelurahan Lembursitu, Sudajaya Hilir, Dayeuh Luhur, Jayaraksa, Warudoyong, Kebonjati, Sindangsari, Situmekar, Cipanengah, Benteng, dan Kelurahan Sukakarya.

Imran menerangkan, langkah lain berupa penyebarluasan informasi bencana dan peringatan dini kepada masyarakat serta mengsiagakan personel Satgas dan Tim Reaksi Cepat Penanggulangan Bencana untuk antisipasi laporan aduan yang masuk. Berikutnya, melakukan rapat penguatan dan kemitraan dalam penanggulangan bencana dengan masyarakat dan komunitas.

''Kami juga melakukan rangkaian Aksi Siaga Bencana dengan komunitas dan kemitraan dan kerjasama dalam penanggulangan bencana bersama masyarakat dan komunitas untuk membangun ketangguhan,'' kata Imran. Kemudian, melakukan penanganan dengan instansi terkait, assessment ke lokasi kejadian dalam penyelamatan dan evakuasi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement