Kamis 06 Jan 2022 17:04 WIB

Emil Prihatin Wali Kota Bekasi Ditangkap KPK

Pemprov Jabar masih menelusuri kasus terkait penangkapan Rahmat Effendi.

Rep: Bayu Adji P/ Red: Ilham Tirta
Wali Kota Bekasi Rahmat Effendi berjalan menuju ruang pemeriksaan usai terjaring Operasi Tangkap Tangan (OTT) KPK di Gedung Merah Putih KPK, Jakarta, Rabu (5/1/2022). Tim Satgas KPK melakukan OTT terhadap Wali Kota Bekasi Rahmat Effendi dan pihak lainnya serta mengamankan barang bukti sejumlah uang.
Foto: ANTARA/Adam Bariq
Wali Kota Bekasi Rahmat Effendi berjalan menuju ruang pemeriksaan usai terjaring Operasi Tangkap Tangan (OTT) KPK di Gedung Merah Putih KPK, Jakarta, Rabu (5/1/2022). Tim Satgas KPK melakukan OTT terhadap Wali Kota Bekasi Rahmat Effendi dan pihak lainnya serta mengamankan barang bukti sejumlah uang.

REPUBLIKA.CO.ID, GARUT -- Gubernur Jawa Barat (Jabar), Ridwan Kamil mengaku prihatin dengan ditangkapnya Wali Kota Bekasi, Rahmat Effendi oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Menurut dia, Pemerintah Provinsi Jabar masih menelusuri kasus terkait penangkapan Rahmat tersebut.

"Saya belum memahami 100 persen situasi hukumnya, tapi saya prihatin," kata dia di Kabupaten Garut, Kamis (6/1).

Baca Juga

Emil, sapaan akrab Ridwan Kamil, memastikan pelayanan publik di Kota Bekasi tidak terganggu dengan peristiwa itu. Ia mengaku telah mengontak Wakil Wali Kota Bekasi untuk memastikan pelayanan publik tetap berjalan normal.

Menurut dia, Pemprov Jabar sangat berkomitmen terhadap pemberantasan korupsi. Bahkan, bulan lalu, Pemprov Jabar juga mendapat penghargaan terkait pencegahan korupsi. "Namun dalam situasinya, selalu ada hal di luar ekspetasi," kata dia.

Emil meminta semua pihak dapat mengambil pelajaran dari kasus ditangkapnya Wali Kota Bekasi oleh KPK. Para pemimpin hingga aparatur sipil negara (ASN) fokus dengan tugas dan tanggung jawabnya dalam pekerjaan.

Ia mengingatkan agar semua pihak tidak melakukan hal yang melanggar etika atau hukum. Ia juga mengimbau para kepala daerah di Jabar untuk selalu menjaga integritasnya.

"Benteng pertama itu integritas, kedua melayani, ketiga profesional. Jadi jangan dibalik profesional dulu. Pintu integritas itu harus dijaga baik-baik," kata dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement