Rabu 09 Feb 2022 08:39 WIB

Kasus Covid-19 Bertambah, Pemkab Garut Siagakan Kembali Tempat Isoter

BOR tempat isoter di Garut dilaporkan sudah mencapai 7,93 persen.

Rep: Bayu Adji P/ Red: Irfan Fitrat
Waspada Covid-19. (ILUSTRASI)
Foto: Pixabay
Waspada Covid-19. (ILUSTRASI)

REPUBLIKA.CO.ID, GARUT — Kasus Covid-19 di Kabupaten Garut, Jawa Barat, kembali meningkat belakangan ini. Mengantisipasi terjadinya lonjakan kasus, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Garut meminta seluruh rumah sakit (RS) bersiaga melakukan penanganan. Pemkab Garut pun menyiagakan kembali tempat isolasi terpusat (isoter).

Berdasarkan data Satgas Penanganan Covid-19 Kabupaten Garut, per 7 Februari 2022, terdata 197 kasus positif Covid-19. Sebanyak 140 orang di antaranya dilaporkan menjalani isolasi mandiri dan 57 orang isolasi di rumah sakit.

Per 8 Februari, dilaporkan tingkat keterisian tempat tidur (bed occupancy rate/BOR) di rumah sakit wilayah Garut mencapai 38,11 persen. Di mana dari 307 unit yang tersedia, 117 unit sudah digunakan, termasuk oleh pasien status suspek.

Sekretaris Daerah Kabupaten Garut Nurdin Yana mengatakan, mengantisipasi terjadinya lonjakan kasus Covid-19, pemkab berupaya memastikan kesiapan fasilitas layanan kesehatan di rumah sakit, termasuk ruang isolasi. “Kami hari ini sudah minta seluruh rumah sakit yang ada untuk membantu penanganan Covid-19,” kata dia kepada Republika.co.id, Selasa (8/2/2022).

Selain itu, menurut Nurdin, pemkab juga mengaktifkan kembali tempat isoter. Tempat isoter ini ditujukan untuk menampung pasien Covid-19 dengan kondisi tanpa gejala atau bergejala ringan. Tempat isoter ini disiapkan di Islamic Center dan rusunawa.

Berdasarkan data Satgas Penanganan Covid-19 Kabupaten Garut, per 8 Februari 2022, BOR tempat isoter dilaporkan mencapai 7,93 persen. Di mana dari total 164 tempat tidur yang tersedia, 13 unit digunakan.

Nurdin menjelaskan, awalnya ada sejumlah pasien Covid-19 yang menjalani isolasi di Islamic Center. Namun, kata dia, agar penanganannya efektif, pasien tersebut dialihkan ke rusunawa yang memiliki kapasitas lebih besar. “Sementara untuk isolasi terpusat kami fokuskan dulu di rusunawa. Nanti, kalau rusunawa penuh, baru Islamic Center dibuka lagi,” ujarnya.

Menurut Nurdin, pemkab juga menyiapkan sebuah hotel di wilayah selatan Garut untuk dijadikan tempat isoter. Ia mengatakan, hotel itu memiliki 17 kamar dan dapat menampung sekitar 34 orang. “Sekarang belum digunakan. Di selatan kami masih fokuskan (penanganan pasien Covid-19) di RSUD Pameungpeuk,” kata dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement