REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Jajaran Polrestabes Bandung masih melakukan penyidikan terhadap peristiwa dua orang bobotoh yang meninggal dunia saat pertandingan Persib Bandung melawan Persebaya Surabaya beberapa waktu lalu. Sejumlah saksi telah dimintai keterangan.
"Ya, jadi untuk perkembangan penyidikan kasus dugaan karena kelalaian meninggal orang lain dua bobotoh di GBLA saat ini sudah tahap penyidikan," ujar Kapolrestabes Bandung Kombes Pol Aswin Sipayung, Senin (27/6/2022).
Dia menuturkan, pihaknya telah memanggil saksi-saksi yang berada saat peristiwa tersebut terjadi. Ke depan pihak-pihak terkait akan dipanggil untuk mengetahui peristiwa tersebut.
"Memanggil manajemen Persib Bandung, beberapa saksi di TKP, polri dan kami dalam proses pemeriksaan," katanya.
Sebelumnya, Polisi membeberkan kronologi peristiwa dua orang bobotoh yang meninggal dunia saat pertandingan Persib Bandung melawan Persebaya Surabaya di Stadion GBLA, Kota Bandung berlangsung kemarin, Jumat (17/6/2022). Dua bobotoh berasal dari Bandung dan Bogor.
Kapolrestabes Bandung Kombes Pol Aswin Sipayung mengatakan, petugas kepolisian melakukan pengamanan pada 26 pintu di Stadion GBLA. Penonton yang hendak memasuki stadion harus menyerahkan tiket di empat pintu yang disediakan.
"Sesuai dengan rencana pengamanan 26 pintu itu kita jaga, di atas untuk akses ke tempat penonton, kemudian di bawah juga ada, ada empat pintu masuk untuk akses sobek karcis, itu juga kita tempatkan personel lengkap," ujarnya disela-sela mengunjungi korban meninggal dunia di Jalan Cibaduyut, Sabtu (18/6/2022).
Dia menuturkan, penonton yang hendak memasuki area tribun harus menunjukkan karcis dan yang tidak memiliki karcis tidak boleh masuk. Namun, banyak penonton yang tidak sabar ingin masuk ke area tribun stadion.
"Banyak yang ingin masuk tidak sabar, ingin buru-buru masuk kemudian ada korban di luar yah, di depan pintu sobek karcis bukan di dalam gedung (stadion)," ujarnya.
Pihaknya menduga banyak yang ingin masuk dengan buru-buru. "Jadi, dugaannya itu adalah tidak sabar ingin masuk, terburu-buru. Padahal sudah diimbau agar antre dan antreannya juga sudah ada, kemudian diminta menunjukkan tiket baik dari telepon genggam maupun tiket karcis atau hard copy-nya," katanya.