Rabu 19 Oct 2022 13:53 WIB

Pemkot Bandung Anggarkan Rp 4,5 M Bangun Rumah Pompa Atasi Banjir

Tiga rumah pompa yang dibangun memiliki kapasitas 150 liter per menit.

Rep: M Fauzi Ridwan/ Red: Agus Yulianto
Wali Kota Bandung Yana Mulyana berbincang dengan Kadis PU Kota Bandung Didi Ruswandi (kanan) saat meninjau Kolam Retensi Bima yang masih dalam proses pembangunan di Jalan Bima, Kota Bandung, Senin (19/4). Kolam retensi dengan anggaran Rp5,2 milliar tersebut nantinya mampu menampung air sebanyak 4.200 kubik. Diharapkan, dengan adanya kolam tersebut dapat menekan terjadinya banjir di sejumlah wilayah langganan banjir di Kota Bandung.
Foto: Edi Yusuf/Republika
Wali Kota Bandung Yana Mulyana berbincang dengan Kadis PU Kota Bandung Didi Ruswandi (kanan) saat meninjau Kolam Retensi Bima yang masih dalam proses pembangunan di Jalan Bima, Kota Bandung, Senin (19/4). Kolam retensi dengan anggaran Rp5,2 milliar tersebut nantinya mampu menampung air sebanyak 4.200 kubik. Diharapkan, dengan adanya kolam tersebut dapat menekan terjadinya banjir di sejumlah wilayah langganan banjir di Kota Bandung.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Pemkot Bandung melalui Dinas Sumber Daya Air dan Bina Marga (DSABM) menganggarkan Rp 4,5 miliar untuk pembangunan rumah pompa di tiga lokasi yang rawan terjadi banjir. Rumah pompa diharapkan dapat mengurangi dampak banjir.

Kepala DSBAM Kota Bandung Didi Ruswandi mengatakan, rumah pompa yang tengah dibangun berada di Kopo Citarip, Cingised, dan di Rancabolang. Selain itu pihaknya akan membuat terowongan air di wilayah Sukagalih.

"Kita membangun rumah pompa di Cingised dan rumah pompa Kopo Citarip tapi ada penolakan berharap bisa selesai untuk mengurangi banjir Kopo. Rumah pompa di Rancabolang," ujarnya, Rabu (19/10/2022).

Dia mengatakan, penggunaan rumah pompa di Rancabalong akan efektif jika kondisi air tidak besar. Sementara itu pihaknya juga akan membuat terowongan air di wilayah Sukagalih, Kecamatan Sukajadi, Kota Bandung.

Didi mengatakan, banjir di wilayah Pagarsih relatif masih terjadi sebab kondisi sungai Citepus di wilayah utara yang mengalami penyempitan. Kata dia, apabila penyempitan tersebut bisa diatasi maka dapat mengurangi dampak banjir di Pagarsih.

"Sungai Citepus dari Astananyar ke sana) selatan lebar, Astanananya ke atas (utara) penyempitan kalau dibebaskan beres," katanya.

Pihaknya berencana membangun rumah pompa di wilayah Sungai Citepus. Namun membutuhkan dana yang besar.

Kabid Pengendalian Daya Rusak Air DSABM Dini Dianawati mengatakan ketiga rumah pompa tengah dalam proses pembangunan. Dia menyebut, pembangunan rumah pompa di Citarip ditolak warga sebab tidak terdapat lagi lahan.

Padahal, dia mengatakan, rumah pompa berada di atas Sungai Citarip. Dia menyebut, ketiga rumah pompa memiliki kapasitas 150 liter per menit dengan nilai per rumah pompa Rp 1,5 miliar. "Sedang proses pembangunan, ya segitu (Rp 4,5 miliar) ungkapnya.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement