REPUBLIKA.CO.ID, TASIKMALAYA -- Angka kasus demam berdarah dengue (DBD) di Kota Tasikmalaya merupakan salah satu yang tertinggi di Jawa Barat (Jabar). Berdasarkan data terkahir per 17 Oktober 2022, jumlah kasus DBD di Kota Tasikmalaya mencapai 1.687 kasus dengan 25 kasus kematian.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Tasikmalaya, Uus Supangat, mengakui, kasus DBD di daerahnya termasuk salah satu yang tertinggi di Jabar. Menurut dia, itu dikarenakan Kota Tasikmalaya merupakan daerah urban, di mana terdapat banyak permukiman padat penduduk.
"Yang sedang kami upayakan sekarang adalah penurunan angka kematian akibat DBD," kata dia, Kamis (20/10/2022).
Dia menjelaskan, salah satu langkah yang dilakukan untuk menurunkan angka kematian akibat DBD itu adalah melakukan deteksi dini DBD. Dengan deteksi dini, keterlambatan penanganan terkait kasus DBD dapat diminimalisir.
"Kami sudah siapkan alat tes NS1 di setiap puskesmas (untuk deteksi dini," ujar Uus.
Selain itu, pihaknya juga melakukan pencegahan dengan melakukan gerakan satu rumah satu jumantik (G1R1J). Harapannya, dengan begitu penularan DBD bisa dicegah.
Berdasarkan data Dinas Kesehatan Kota Tasikmalaya, angka kasus DBD tahun ini jauh lebih tinggi dibandingkan pada 2021. Selama 2021, angka DBD di Kota Tasikmalaya tercatat 910 kasus dengan 22 kasus kematian.
Sementara selama Januari hingga Oktober 2022, angka DBD di Kota Tasikmalaya mencapai 1.687 kasus dengan 25 kasus kematian. Dari total 25 kasus kematian yang ada, 20 kasus di antaranya merupakan anak-anak di bawah usia 17 tahun.