REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Pada Oktober hingga November, sebagian wilayah Indonesia masih mengalami pancaroba, yang mengindikasikan potensi cuaca ekstrem dan curah hujan tinggi. Kondisi ini, dapat memicu terjadinya bencana hidrometeorologi seperti banjir.
Menurut Sekretaris Jenderal Pengurus Besar (PB) Ikatan Dokter Indonesia (IDI), dr Ulul Albab SpOG, masyarakat harus waspada di musim banjir karena bisa berdampak bagi kesehatan. Ada dua penyakit yang bisa mengancam saat banjir yakni diare dan Infeksi kulit.
“Penyakit diare dan infeksi kulit merupakan dua penyakit yang sering kali menjadi ancaman saat terjadi bencana banjir. Pentingnya menjaga kesehatan dapat membantu mencegah terjadinya berbagai penyakit saat banjir,” ujar Ulul dalam konferensi pers 'Kita Siap Bersama' oleh Kalbe Farma, Senin (24/10).
Ulul mengatakan, antisipasi yang dapat dilakukan, yaitu menyiapkan obat-obatan yang diperlukan untuk melakukan pertolongan pertama. Selain itu, saat musim hujan tiba masyarakat dapat lebih siap menjalani aktivitas dengan menggunakan pakaian hangat, konsumsi makanan sehat dan bergizi, berolahraga, serta menyiapkan payung saat bepergian.
Apabila mengalami gejala penyakit penyerta di musim hujan, kata dia, maka segera melakukan pemeriksan ke fasilitas kesehatan terdekat, agar bisa segera mendapatkan penanganan secara cepat dan tepat.
"Mencegah lebih baik daripada mengobati, salah satu upaya pencegahan penyakit pasca banjir adalah dengan menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS),” kata Ulul.
Di tempat yang sama, Koordinator Bidang Prediksi dan Peringatan Dini Cuaca Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Miming Saepudin, M.Si mengatakan, musim hujan diperkirakan terjadi sampai bulan Januari 2023. Pada Dasarian II Oktober 2022, sekitar 51,1 persen wilayah Indonesia sudah memasuki musim hujan dan sebagian lainnya mulai memasuki musim hujan pada awal November.
Hingga bulan Desember 2022, kata dia, potensi curah hujan bulanan dengan kriteria tinggi berpotensi di sebagian wilayah, yakni Sumatera Selatan dan Barat, Bengkulu, Bangka Belitung, Banten, Jawa Barat, Jawa Timur, sebagian Kalimantan, Sulawesi Selatan dan Barat, Bali, Nusa Tenggara, Maluku, dan Papua.
“Pada periode Januari-Februari 2023, potensi curah hujan bulanan dengan kriteria tinggi berpotensi di sebagian wilayah, yaitu Aceh, Sumatera Selatan, Banten, DKI Jakarta, Jawa Barat hingga Jawa Timur, Jogjakarta, Kalimantan Barat dan Timur, Bali, Nusa Tenggara, Sulawesi Selatan, Papua Barat, dan Papua,” papar Miming.
Menurut General Manager Commercial Kalbe Consumer Health, Kustanto Pramono, PT Kalbe Farma Tbk (Kalbe) melalui Kalbe Consumer Health mengadakan edukasi kesehatan terkait gangguan penyakit di tengah musim hujan.
Saat terjadi banjir, kata dia, dampaknya tidak sedikit, yakni dampak kesehatan, sosial, hingga lingkungan. Oleh karena itu, selain melakukan edukasi kesehatan, Kalbe juga memberikan donasi kebutuhan pokok, pemeriksaan kesehatan, dan bantuan obat-obatan untuk 10.000 kepala keluarga pengungsi korban banjir, di berbagai titik bencana di Indonesia. Total donasi senilai lebih dari Rp. 1 miliar.
“Kalbe Farma konsisten berupaya meningkatkan kesehatan masyarakat. Selama tahun 2021, Kalbe Consumer Health telah berdonasi untuk korban bencana banjir di Tasikmalaya, Sulawesi Barat, Kalimantan Selatan, banjir bandang di Sumedang, serta berbagai titik banjir lainnya,” paparnya.
Kalbe bersama IDI juga memberikan donasi berupa pembangunan MCK umum di Desa Suntenjaya, Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat.