Senin 28 Nov 2022 18:57 WIB

Dorong Desa Mandiri, SMKN 1 Garut Produksi Sabun Cuci Tangan

Produk sabun SMKN 1 Garut laku terjual hingga Tasikmalaya dan Sumedang.

SMKN 1 Garut berinovasi membuat sabun cuci piring.
Foto: Istimewa
SMKN 1 Garut berinovasi membuat sabun cuci piring.

REPUBLIKA.CO.ID, GARUT – SMKN 1 Kabupaten Garut berhasil menunjukkan kompetensi dan inovasinya dengan membuat sabun cuci piring. Tidak hanya di lingkungan sekolah, inovasi tersebut sukses diterapkan oleh masyarakat sekitar.

photo
SMK Masuk Desa - (Istimewa)

Inovasi itu berasal dari siswa dan siswi SMKN 1 dari Kompetensi Keahlian Farmasi Klinis dan Komunitas (FKK). Sabun cuci piring itu diproduksi sejak 2020 dan kebermanfaatannya sudah dirasakan oleh masyarakat.

Produk itu mampu menghilangkan minyak dan tidak membuat tangan iritasi. Untuk pemasaran produk tersebut, SMKN 1 Kabupaten Garut berkerja sama dengan CV Padawangi. Kolaborasi itu turut mendorong pemberdayaan masyarakat desa/kelurahan menjadi maju dan mandiri.

Misalnya warga di Kelurahan Jayawaras serta Kelurahan Paminggir, sempat mendapatkan pelatihan pembuatan sabun cuci piring dalam Program SMD (SMK Masuk Desa). ‘’Antusias ibu-ibu kader Posyandu luar biasa. Alhamdulilah, sampai sekarang kerjasama dengan Kelurahan Jayawaras terus berlangsung,’’ kata Koordinator Inovasi SMKN 1 Garut Reni Puspita Dewi, didampingi Kepala SMKN 1 Garut Bejo Siswoyo dan Wakil Kepala Sekolah Bidang Kesiswaan Nurdin, belum lama ini.

Warga kelurahan itu, rutin memesan produk sabun cuci piring SMKN 1 Garut untuk dipakai atau didistribusikan. Harga sabun cuci piring itu dipatok Rp 9 ribu per botol dengan ukuran 450 mililiter. Inovasi SMKN 1 Garut sempat mendapatkan apresiasi dari Atalia Praratya Kamil.

Atalia selaku pendiri Jabar Bergerak sempat berkunjung ke SMKN 1 Garut untuk menyampaikan apresiasi atas inovasi sabun cuci piring. Sabun tersebut sudah memiliki Hak Atas Kekayaan Intlektual (HAKI), dan tercatat dalam buku Karya Inovasi SMK untuk Jabar Juara Dinas Pendidikan Provinsi Jabar tahun 2021. ‘’Permintaan produk sabun cuci piring yang kita produksi selalu ada. Selain di Garut, kita juga ada permintaan dari luar Garut, seperti Sumedang dan Tasikmalaya,’’ tambah Reni.

Inovasi lainnya yang lahir dari siswa-siswi SMKN 1 Garut, di antaranya hand sanitizer, software aplikasi pembelajaran pengelolaan keuangan, listrik tenaga surya, listrik tenaga angin, tower untuk penguatan internet di desa, serta pembasmi hama dikendalikan gadjet.

Untuk inovasi pembasmi hama ini meraih penghargaan Juara 2 tingkat nasional dalam Festival Inovasi Guru tahun 2021. Kata Reni, sekolah yang berlokasi di Jalan Cimanuk No. 309 A, Kelurahan Pataruman, Kecamatan Tarogong itu,  mengusung konsep inspiring inovation with industry collaboration for excellence.

Kepala Cabang Dinas (KCD) Pendidikan Wilayah XI Jawa Barat Drs Aang Karyana M.Pd mengatakan, pihaknya telah mendorong agar SMK merambah ke pedesaan sebagai program dari SMD. SMK Negeri 1 Garut sendiri telah merealisasikan program tersebut, dengan menggandeng beberapa desa.

‘’Kami mengapresiasi SMKN 1 (Garut) dan akan menjadikannya sebagai contoh nyata dari program SMD,” ujar Aang. Menurut dia, yang telah dilakukan oleh SMK Negeri 1 Garut merupakan best practices. Praktik baik tersebut, sambungnya, perlu disosialisasikan agar menjadi contoh bagi sekolah lain.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement