Jumat 16 Dec 2022 13:15 WIB

Update Korban Meninggal Dunia Akibat Gempa Cianjur Dipastikan 602 Jiwa

Data lapangan itu telah dikoordinasikan dengan Badan Nasional Penanggulangan Bencana.

Rep: Riga Nurul Iman / Red: Agus Yulianto
Warga menggotong jenazah korban gempa Cianjur Siti Imat Rohimat (41) di Kampung Kuta Wetan, Desa Mangunkerta, Kecamatan Cugenang, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat.
Foto: Republika/Thoudy Badai
Warga menggotong jenazah korban gempa Cianjur Siti Imat Rohimat (41) di Kampung Kuta Wetan, Desa Mangunkerta, Kecamatan Cugenang, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat.

REPUBLIKA.CO.ID, CIANJUR -- Jumlah korban meninggal dunia akibat bencana gempa bumi Cianjur dipastikan bertambah menjadi 602 jiwa. Kepastian ini setelah Pemkab Cianjur melakukan pendataan kepada warga mulai dari RT, RW, desa/kelurahan hingga kecamatan dan telah dikoordinasikan dengan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).

Data korban meninggal dunia itu dirilis dalam akun media sosial Pemkab Cianjur pada Kamis (15/12/2022). Di mana jumlah warga yang meninggal dunia sebanyak 602 jiwa dan korban hilang delapan orang, dengan catatan lonjakan angka ini bukan merupakan korban baru melainkan hasil verifikasi terhadap data di lapangan.

Sebelumnya pada Rabu (14/12/2022) data korban meningal dunia baru mencapai sebanyak 335 jiwa dan delapan orang hilang. "Data ini telah dikoordinasikan dengan BNPB dan sudah clear tidak dipermasalahkan," ujar Bupati Cianjur Herman Suherman kepada wartawan, Jumat (16/12/2022).

Di mana data korban ini sebelumnya belum dilaporkan warga karena pada saat kejadian masyarakat sedang sibuk memikirkan kondisi kerarutatan. Misalnya mencari tenda, makanan, dan kebutuhan lainnya.

Penambahan data jumlah korban meninggal, kata Herman, terungkap saat Pemkab Cianjur mengajukan dana kerohiman bagi korban meninggal dunia ke Kementerian Sosial. Di mana pemkab kembali mendata korban meninggal mulai dari tingkat RT, RW, desa/kelurahan, sampai kecamatan

Hasilnya, kata Herman menyebutkan, ada 602 jiwa warga yang meninggal. Meskipun di awal dilaporkan sebanyak 638 jiwa, akan tetapi dianulir karena data by name by address-nya tidak jelas.

Sehingga, kata Herman, data yang valid itu sebnyak 602 jiwa karena telah dicek kembali bersama dengan BNPB. Intinya, data itu merupakan data riil di lapangan dan permasalahan tersebut sudah clear.

"Mau berapa pun yang penting by name by address di lapangan betul-betul ada," ungkap Herman. 

Dalam data itu disebutkan daftar korban meninggal di 13 kecamatan disertai identitas lengkap para korban beserta tanggal meninggalnya.

Herman menuturkan, korban meninggal akibat gempa paling banyak berada di Kecamatan Cugenang, sebanyak 397 jiwa dan paling sedikit di Kecamatan Mande, Haurwangi, Sukaresmi, serta Cikalongkulon yang masing-masingnya terdapat satu orang meninggal.

Rincian warga meninggal dunia itu yakni di Kecamatan Cianjur sebanyak 78 jiwa, Cibeber 2 jiwa, Cikalongkulon 1 jiwa, Cilaku 27 jiwa, Cugenang 397 jiwa, Haurwangi 1 jiwa, dan Karangtengah 13 jiwa. Berikutnya Kecamatan Mande 1 jiwa, Pacet 23 jiwa, Sukaluyu 2 jiwa, Sukaresmi 1 jiwa, Warungkondang 50 jiwa, dan Gekbrong 6 jiwa.

Sebagian besar korban meninggal, kata Herman, tepat di hari kejadian akibat tertimpa puing bangunan yang runtuh. Sementara korban lainnya adalah korban luka yang meninggal hingga korban yang meninggal di pengungsian.

Herman menuturkan, korban yang meninggal dunia ini akan mendapatkan dana kerohiman sebesar Rp 15 juta. Di mana pada tahap pertama sebanyak 122 jiwa dan yang sedang diajukan sebanyak 480 jiwa.

Terakhir Herman memastikan, data ini akurat berdasarkan verifikasi di lapangan. Dia menerangkan, kejadian gempa Senin 21 November 2022 dan pada malam harinya ada warga yang memakamkan korban meninggal dunia, namun tidak dilaporkan. 

Sehingga, pemda melakukan penyisiran dan verifikasi kembali di lapangan. Selanjutnya sudah dikoordinasikan dengan BNPB.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement