Senin 02 Jan 2023 07:06 WIB

Rumah Hancur Dihempas Gelombang, Nyawa Sutiah pun Hampir Melayang

Gelombang besar yang datang tiba-tiba membuat rumahnya langsung ambruk.

Rep: Lilis Sri Handayani/ Red: Agus Yulianto
Permukiman warga di Desa Eretan Kulon, Kecamatan Kandanghaur, Kabupaten Indramayu yang rusak dihantam gelombang tinggi, Ahad (1/1/2023).
Foto: Lilis Sri Handayani/Republika
Permukiman warga di Desa Eretan Kulon, Kecamatan Kandanghaur, Kabupaten Indramayu yang rusak dihantam gelombang tinggi, Ahad (1/1/2023).

REPUBLIKA.CO.ID, INDRAMAYU -- Gelombang pasang (rob) yang disertai cuaca ekstrem berupa hujan dan angin kencang yang terjadi pada Sabtu (31/12/2022), membuat Sutiah (45 tahun) hampir kehilangan nyawanya. Tubuh warga Desa Eretan Kulon, Kecamatan Kandanghaur, Kabupaten Indramayu itu tertimpa material rumahnya yang ambruk akibat bencana tersebut.

Sutiah menceritakan, bencana tersebut terjadi pada Sabtu (31/12/2022) sekitar pukul 04.00 WIB. Saat itu, banyak tetangganya yang sudah mulai mengungsi karena melihat ganasnya gelombang yang menghantam pesisir pantai.

Sutiah pun baru selesai menaikkan perabot rumahnya yang berharga ke tempat yang lebih tinggi. Pasalnya, air sudah mulai menggenangi rumahnya, yang berada tak jauh dari bibir pantai.

Anak, menantu, dan cucunya pun sudah mulai mengungsi. Hanya tinggal Sutiah bersama suaminya yang masih ada di dalam rumah.

"Waktu itu gelombang sangat besar tiba-tiba datang dan langsung membuat rumah saya ambruk dalam sekali hempasan,’’ ujar Sutiah, saat ditemui di lokasi pengungsian di Balai Desa Kertawinangun, Kecamatan Kandanghaur, Kabupaten Indramayu, Ahad (1/1/2023).

Belum sempat Sutiah menyelamatkan diri, gelombang kedua yang juga sama-sama besar kembali datang. Material rumahnya yang ambruk langsung menimpa tubuhnya. Sedangkan suaminya, masih sempat menyelamatkan diri.

Saat itulah, Sutiah menyangka dirinya akan kehilangan nyawa. Pasalnya, tubuhnya terperangkap material reruntuhan rumah. Sedangkan ketinggian air terus bertambah.

"Saat itu saya menyangka akan mati. Saya suruh suami segera pergi meninggalkan saya agar selamat," tutur Sutiah dengan mata berkaca-kaca.

Namun, sang suami bersikeras untuk membantunya. Dengan sisa-sisa tenaganya, Sutiah juga berusaha keluar dari dalam reruntuhan rumahnya.

Sutiah akhirnya berhasil keluar dari reruntuhan rumah. Saat itu, ketinggian air sudah mencapai dada orang dewasa. Dia dan suaminya kemudian menuju balai desa untuk mengungsi.

Sutiah bersyukur masih bisa selamat. Namun di sisi lain, dia juga sedih karena kehilangan rumah dan seluruh harta bendanya.

"Hanya tinggal tersisa baju yang saya pakai, inipun dapat dikasih. Semua pakaian, uang, beras dan barang-barang lainnya hanyut dan tidak bisa diselamatkan," tutur Sutiah.

Warga lain yang juga rumahnya ambruk, Quraisyin (45), juga kehilangan seluruh harta bendanya. Dia mengaku tidak bisa menyelamatkan barang-barang saat gelombang sangat besar meruntuhkan rumahnya.

Saat rumah ambruk, saya dan keluarga masih ada di dalam rumah. Boro-boro menyelamatkan barang, yang terpikir hanya cara untuk selamat. Anak-anak saya juga nangis semua karena ketakutan,’’ tuturnya.

Quraisyin mengatakan, saat keluar rumah, banjir setinggi dada orang dewasa sudah mengepungnya. Sambil menembus genangan air yang dipenuhi banyak sampah, dia dan keluarganya mengungsi ke masjid setempat.

Berdasarkan data dari BPBD Kabupaten Indramayu, tercatat ada 21 rumah warga di Desa Eretan Kulon, Kecamatan Kandanghaur yang ambruk. Selain itu, adapula sepuluh rumah warga yang rusak ringan. Banjir juga merendam satu masjid.

Baik Sutiah, Quraisyin maupun warga lain yang rumahnya ambruk dihantam gelombang pasang, berharap agar pemerintah bisa membangun kembali rumah mereka.

Sementara itu, Bupati Indramayu, Nina Agustina, menyatakan, akan ada bantuan perbaikan rumah bagi warga yang terdampak bencana tersebut. "Ada (bantuan perbaikan rumah). Insya Allah kita masukkan ke dalam rutilahu, tinggal camat dan kuwu mendatanya," ucap Nina. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement