REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG — Progres pembangunan flyover Ciroyom di Kota Bandung, Jawa Barat, dikabarkan sudah mencapai 26 persen. Sekretaris Daerah Kota Bandung Ema Sumarna berharap dilakukan percepatan pembangunan flyover tersebut.
Flyover Ciroyom menjadi infrastruktur pendukung kereta cepat Jakarta-Bandung, yang rencananya mulai beroperasi pada Juli 2023. Karena itu, Ema mengharapkan pembangunan flyover Ciroyom dapat dituntaskan pada Juli mendatang.
“Kalau sarana pendukungnya belum siap, ya bagaimana. Salah satunya flyover ini, agar tidak ada lagi aktivitas masyarakat yang berlalu-lalang di perlintasan kereta feeder dari Stasiun Padalarang-Stasiun Bandung. Insyaallah, kalau sudah bisa, eksekusi segera dan melakukan pekerjaan secara paralel dan kita akan percepat hingga Juli mendatang,” kata Ema.
Hal itu disampaikan Ema saat meninjau lokasi pembangunan flyover Ciroyom, Rabu (8/2/2023). Ratusan bangunan yang masuk lokasi proyek flyover di wilayah Ciroyom, Kecamatan Andir, sudah diratakan. Dilaporkan sebanyak 265 bangunan yang berdiri di atas lahan milik PT KAI telah dirobohkan dan lahannya siap digunakan untuk konstruksi flyover.
Ema mengatakan, setelah pembongkaran di wilayah Ciroyom, dalam waktu dekat akan dilakukan pembongkaran bangunan yang masuk lahan proyek flyover di wilayah Husein Sastranegara, Kecamatan Cicendo.
“Kita juga sudah sosialisasikan ke warga Husein, yang juga akan terdampak proyek pembangunan, agar mempersiapkan diri untuk pembebasan lahan dan mereka, alhamdulillah, sudah tahu dan sudah setuju dengan regulasi dan kesepakatan yang ada. Mencakup pembebasan lahan dan uang kerohiman yang akan mereka terima,” kata Ema.
Ema pun menyampaikan terima kasih kepada masyarakat atas kerja sama dan dukungan terhadap pembangunan penunjang proyek strategis nasional ini.
“Kami dari pemerintah, baik pusat maupun Kota Bandung, mengucapkan terima kasih kepada masyarakat yang memahami tentang tujuan dan pentingnya proyek ini, sehingga sampai dengan saat ini saya bisa menyatakan bahwa semuanya dapat berjalan lancar, tidak ada keributan berarti, dan memang terjadinya dinamika itu wajar, tapi sekali lagi kami ucapkan terima kasih,” ujar dia.
Selain rumah dan pertokoan, pembangunan flyover Ciroyom juga akan berdampak terhadap lahan di Kantor Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kota Bandung, yang merupakan cagar budaya. Menurut Ema, ada posko di DKPP yang akan diubah letaknya.
“Karena itu masuk ke desain wilayah konstruksi, maka posko (di DKPP) itu harus dimundurkan, dan kita di level pemerintahan tentu akan dukung saja. Artinya, kita akan support kebijakan dan proyek pemerintah pusat karena kita satu kesatuan lah ya. Karena, di samping konsekuensinya, ini membuahkan nilai kebermanfaatan bagi Kota Bandung,” kata Ema.