Kamis 16 Feb 2023 22:22 WIB

OP Beras di Tiga Kecamatan Bandung, 30 Ton Beras Ludes

OP beras hanya ditujukan bagi warga dengan KTP Kota Bandung.

Rep: Dea Alvi Soraya/ Red: Irfan Fitrat
Warga mengantre membeli beras saat Operasi Pasar di Kantor Kecamatan Ujungberung, Kota Bandung, Jawa Barat, Kamis (16/2/2023). Operasi Pasar beras medium ini digelar Pemerintah Kota Bandung bekerja sama dengan Bulog dan Bank Indonesia.
Foto: Edi Yusuf/Republika
Warga mengantre membeli beras saat Operasi Pasar di Kantor Kecamatan Ujungberung, Kota Bandung, Jawa Barat, Kamis (16/2/2023). Operasi Pasar beras medium ini digelar Pemerintah Kota Bandung bekerja sama dengan Bulog dan Bank Indonesia.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG — Operasi Pasar (OP) komoditas beras berlanjut di Kota Bandung. Setelah dimulai di Kecamatan Rancasari, Selasa (14/2/2023), OP beras digelar di tiga kecamatan lain, Kamis (16/2/2023).

OP beras merupakan hasil kerja sama Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung, Bulog, dan Bank Indonesia, yang menjadi salah upaya menstabilkan harga beras di pasaran. Pada Kamis, OP beras dilaksanakan di Kecamatan Cidadap, Cibiru dan Ujungberung. Di setiap titik disediakan masing-masing sepuluh ton atau 10 ribu kilogram beras medium.

Masyarakat antusias menyambut OP beras. Meskipun OP dijadwalkan dibuka mulai pukul 09.00 WIB, antrean warga sudah mulai terlihat beberapa jam sebelumnya. Bahkan, lantaran antrean mengular, OP di Cibiru dibuka lebih cepat, menjadi pukul 08.30 WIB.

Warga asal Cilengkrang, Heni, mengaku sudah datang sejak pukul 07.30 WIB. Ia tertarik membeli beras saat OP karena harganya lebih murah ketimbang di pasaran. Pada OP ini, beras medium dijual Rp 8.500 per kilogram, di mana disiapkan kemasan berisi lima kilogram dengan harga Rp 42.500.

Sementara di pasaran, Heni mengatakan, harganya sudah sekitar Rp 11 ribu-13 ribu per kilogram. “Saya tahu infonya dari orang kecamatan, makanya langsung ke sini. Sayangnya dibatasi belinya, maksimal dua kantong (sepuluh kilogram),” kata Heni.

Saat akan membeli beras, Heni diminta menunjukkan kartu tanda penduduk (KTP) karena OP ini ditujukan bagi penduduk Kota Bandung. Ia mengaku terbantu dengan adanya OP ini karena bisa mendapatkan beras dengan harga lebih murah, meskipun pembeliannya dibatasi. “Membantu ya, lumayan, walaupun harus jauh-jauh ke sini,” ujar dia.

Harga beras yang lebih murah dari pasaran juga membuat Aminah tertarik mendatangi OP. Warga asal Palasari, Cibiru, itu mengaku biasanya membeli beras Rp 13.500 per kilogram, yang harganya sekarang sudah Rp 14 ribu. 

Karena itu, untuk bisa mendapatkan beras dengan harga lebih murah, Aminah mengaku sudah datang sebelum OP dibuka. “Alhamdulillah, bagi ibu mah sangat-sangat membantu. Kalau beli eceran kan mahal ya. Makanya dapat yang murah kayak begini, alhamdulillah, bagus juga berasnya,” ujar dia.

Aminah mengaku membawa dua KTP saat mengantre membeli beras. Satu milik anaknya. Ternyata, petugas hanya memperbolehkan satu orang satu KTP.

Asisten Manajer Penjualan Distributor Bulog Bandung Dedy Suryadin mengatakan, 10 ton beras di lokasi OP sudah ludes terjual dalam waktu kurang dari satu jam. Menurut dia, pembelian beras saat OP ini memang dibatasi, satu orang maksimal dua kemasan atau sepuluh kilogram.

Untuk memastikan OP sesuai sasaran, Dedy mengatakan, petugas mengecek KTP seluruh pembeli. “KTP-nya dicek benar-benar harus Kota Bandung. Untuk mengantisipasi pembeli curang, kita terus mengimbau satu KTP hanya untuk per orang. Kalau yang sudah beli (beras), harus segera langsung pulang,” kata dia.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement