Sabtu 11 Mar 2023 13:52 WIB

Korban Sabetan Pedang di Bogor Dikenal Sebagai Anak yang Soleh

Korban merupakan anak yatim yang tinggal dengan ayah dan ibu angkatnya. 

Rep: Shabrina Zakaria/ Red: Agus Yulianto
Pelajar korban sabetan pedang di Kota Bogor, AS (16 tahun), dimakamkan di Desa Cijujung, Kecamatan Sukaraja, Kabupaten Bogor, Sabtu (11/3/2023).
Foto: Istimewa
Pelajar korban sabetan pedang di Kota Bogor, AS (16 tahun), dimakamkan di Desa Cijujung, Kecamatan Sukaraja, Kabupaten Bogor, Sabtu (11/3/2023).

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Pelajar korban sabetan pedang di Jalan Raya Jakarta-Bogor, Kelurahan Ciparigi, Kecamatan Bogor Utara, Kota Bogor berinisial AS (16 tahun), dikenal sebagai sosok anak yang baik dan soleh. Meninggalnya AS pun tak disangka-sangka, apalagi korban meninggal secara tragis.

Salah seorang tetangga korban, Sri Indari (48), menjadi saksi bagaimana korban AS dalam kesehariannya merupakan anak yang baik. Sri sendiri tinggal berdekatan dengan rumah korban di Desa Cijujung, Kecamatan Sukaraja, Kabupaten Bogor.

Sepenglihatan Sri, sehari-hari AS tidak bertingkah macam-macam. Lingkup pergaulannya pun diketahui hanya di sekitar rumah. Meski demikian, pada hari pemakamannya pada Sabtu (11/3/2023), banyak tetangga, rekan, bahkan pemerintah wilayah setempat turut hadir melayat.

“Seperti sekarang ini, meninggal saja udah sampai mana-mana datang, termasuk Bu Camat, Bu Lurah. Kita sudah bisa nilai dari situ. Arya anak baik yang hadir juga banyak yang nyelawat juga banyak, yang nyolatin yang nganterin,” kata Sri kepada wartawan di lokasi, Sabtu.

Kata Sri, dua hari sebelum meninggal dunia, dia sempat melihat korban dengan kondisi lesu. Tidak banyak yang dikatakan oleh korban, hanya menyapa ketika melewati depan rumahnya yang berdeketan.

Korban, lanjut Sri, merupakan anak yatim yang tinggal dengan ayah dan ibu angkatnya. Warga berharap agar pelaku pembacokan korban segera ditangkap dan mendapatkan hukuman yang setimpal.

Terlebih, kata dia, AS merupakan anak yatim. Selama ini, AS tinggal di Desa Cijunung bersama ayah dan ibu angkatnya.

“Semua warga di sini pengen tuntas, pembunuhnya sampai ketangkep. Namanya pembunuhan harus sesuai prosedur hukum tetep hukum mah harus berlaku. Kita minta keadilannya,” ujarnya.

Sebelumnya diberitakan, seorang pelajar berinisial AS meninggal dunia usai dibacok di sekitaran Simpang Pomad, Kota Bogor pada Jumat (10/3/2023). Korban disabet dengan pedang ketika hendak menyeberang jalan oleh pelaku yang menaiki motor.

Korban merupakan warga Kampung Cijujung Tengah, Desa Cijujung, Kecamatan Sukaraja, Kabupaten Bogor. Tetapi, korban merupakan pelajar kelas 10 salah satu SMK swasta di wilayah Kota Bogor. AS kemudian dimakamkan tak jauh dari rumahnya.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement