Jumat 12 May 2023 00:05 WIB

Saifuddin Ibrahim dan Kontroversi: Ubah Alquran, Potong Babi, dan Al Zaytun

Meski pernah dipenjara karena terjerat kasus penistaan agama, tapi ia tak pernah jera

Rep: Muhyiddin/ Red: Agus Yulianto
Pendeta Saifuddin Ibrahim.
Foto: Tangkapan layar
Pendeta Saifuddin Ibrahim.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pendeta Saifuddin Ibrahim alias Abraham Ben Moses sudah berulang kali membuat kontroversi di Indonesia. Ia mulai banyak dikenal setelah membuat usulan untuk mengubah kitab suci umat Islam. Ia meminta Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas untuk menghapus 300 ayat di Alquran.

Tidak hanya itu, mantan ustadz yang sekarang menjadi pendeta tersebut sudah pernah dipenjara setelah terjerat kasus penistaan agama. Kendati demikian, ia tidak pernah jera. Pendeta Saifuddin terus membuat heboh masyarakat dengan berbagai kontroversinya.

Yang terbaru, pendeta Saifuddin menyindir orang Arab, yang dianggap membohongi umat soal haramnya daging babi. Ia bahkan mengucapkan bismillah saat hendak memotong bagi yang telah dihidangkan. Pernyataan Saifuddin ini pun banyak menjadi sorotan.

Baca juga : Pendiri Gerakan Pemuda Hijrah Ustadz Hanan Attaki Dibaiat Masuk NU, Ini 5 Baiatnya

Lalu apa saja pernyataan Siafuddin yang menimbulkan kontroversi? Sebagaimana dihimpun Republika.co.id dari berbagai sumber, berikut deretan kontroversi yang pernah dibuat Saifuddin Ibrahim:

1. Menghina Allah

Kontroversi pertama yang pernah dibuat Saifuddin Ibrahim adalah menghina Allah SWT. Pada 12 November 2017 lalu, ia membuat sebuah unggahan di akun Facebooknya yang menyatakan bahwa Allah adalah delusi. Bahkan, ia menyatakan bahwa Allah adalah teman sebaya Nabi Muhammad SAW.

2. Menghina Nabi Muhammad

Sebuah sumber menyebutkan bahwa Saifuddin Ibrahim juga pernah menulis buku ‘Mengapa Saya Memilih Kristus’, Berdialog Dengan Saddam Husein’, serta ‘Wahai Anakku Bertobatlah’. Pada halaman 30 buku tersebut, ia pun menghina Nabi Muhammad dengan menyebutnya sebagai seorang pedofil, tukang kawin, tukang perang, bengis dan lain sebagainya. Buku itulah yang mengantarnya ke balik jeruji besi pada Desember 2017 lalu.

 

photo
Ribuan santri menggelar aksi damai di depan Masjid Agung Kota Tasikmalaya, Rabu (23/3/2022). Dalam aksi tersebut, para santri meminta aparat kepolisian menangkap penista agama, Saifuddin Ibrahim. - (Republika/Bayu Adji )

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement