Jumat 09 Jun 2023 18:43 WIB

Demokrat Tegaskan tak Paksa AHY Jadi Cawapres, Kewenangan Ada di Anies

Anies mengakui bahwa sudah mengantongi satu nama untuk menjadi cawapres-nya.

Rep: Nawir Arsyad Akbar/ Red: Agus Yulianto
Ketua Badan Pemenangan Pemilu (Bappilu) Partai Demokrat, Andi Arief.
Foto: Republika/Nawir Arsyad Akbar
Ketua Badan Pemenangan Pemilu (Bappilu) Partai Demokrat, Andi Arief.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Badan Pemenangan Pemilu (Bappilu) Partai Demokrat Andi Arief menjelaskan alasan terkait pernyataan yang meminta agar calon wakil presiden (cawapres) dari Anies Rasyid Baswedan diumumkan pada Juni 2023. Katanya, pernyataan tersebut berdasarkan kalkulasi agar Anies tak kehilangan momentum politik.

Namun, dia menegaskan, Partai Demokrat menyerahkan keputusan terkait waktu pengumuman kepada Anies. Partai berlambang bintang mercy itu tak memaksa agar sosok tersebut diumumkan ke publik bulan ini.

"Partai Demokrat tidak akan mundur ke belakang membicarakan nama cawapres, karena proses penentuan cawapres sudah melewati berbagai macam tahapan selama kurang lebih empat bulan sejak piagam koalisi ditandatangani. Adapun terkait pilihan nama cawapres, Partai Demokrat konsisten untuk menyerahkan keputusan itu terhadap capres Anies Baswedan," ujar Andi lewat keterangannya, Jumat (9/6/2023).

Adapun masuknya Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) sebagai kandidat cawapres untuk Anies, hal tersebut berdasarkan perhitungan yang dilakukan Partai Demokrat. Tentu nama AHY diusulkan, mengingat Partai Demokrat adalah bagian dari Koalisi Perubahan untuk Persatuan.

Kendati memiliki elektabilitas yang tinggi berdasarkan sejumlah hasil survei, AHY memerintahkan Andi untuk menjaring alternatif nama lain. Termasuk melakukan perhitungan-perhitungan jika nama-nama tersebut berpasangan dengan Anies pada pemilihan presiden (Pilpres) 2024.

"Partai Demokrat tidak pernah memaksakan AHY sebagai bacawapres Anies Baswedan. Silakan ditanyakan kepada capres Anies Baswedan, Ketua Umum Partai Nasdem, dan Ketua Umum PKS. Bahkan, Partai Demokrat setuju untuk menyerahkan keputusan cawapres kepada capres sesuai dengan Piagam Koalisi," ujar Andi.

Sebelumnya, Anies mengakui bahwa sudah mengantongi satu nama untuk menjadi cawapres-nya. Hanya saja, Anies enggan mengungkap sosok yang akan menjadi pendampingnya dalam gelaran Pilpres 2024 itu.

Menurut mantan gubernur DKI Jakarta itu, masih ada proses panjang sampai akhirnya dirinya mengumumkan sosok cawapres. Yang penting, kata dia, proses itu sudah berjalan.

"Pokoknya sudah ada, tapi nanti pada waktunya diumumkan," kata Anies usai menjadi pembicara dalam acara pembekalan bakal caleg Partai Nasdem di Nasdem Tower, Jakarta Pusat, Jumat (2/6/2023).

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement