REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG — Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bandung, Jawa Barat, menyiapkan sejumlah langkah antisipasi peningkatan kasus demam berdarah dengue (DBD). Kementerian Kesehatan (Kemenkes) sebelumnya memperkirakan fenomena iklim El Nino dapat membuat nyamuk menjadi lebih ganas, sehingga berpotensi meningkatkan penyebaran DBD.
Subkoordinator Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinkes Kota Bandung, Agung, menjelaskan, suhu hangat atau panas akibat dampak El Nino dapat membuat siklus hidup nyamuk menjadi lebih cepat. Karenanya, kata dia, bisa jadi dapat meningkatkan risiko penyebaran DBD.
Pada 2023 ini, mulai Januari hingga Mei, jumlah kasus DBD yang terdata di Kota Bandung dilaporkan lebih rendah dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Pada Januari-Mei 2022, dilaporkan terdata 3.293 kasus DBD. Adapun pada tahun ini 1.021 kasus.
Meski demikian, Agung mengatakan, adanya fenomena El Nino yang dapat berdampak terhadap penyebaran DBD mesti diwaspadai. Mengantisipasi peningkatan kasus, Dinkes Kota Bandung menyiagakan langkah deteksi dini di fasilitas kesehatan.
Agung menjelaskan, disiapkan alat rapid test dengue untuk pemeriksaan nonstructural protein 1 (NS1) dan pemeriksaan imunoglobulin M atau G (IgM-IgG) dengue, yang biasa digunakan untuk mendiagnosis demam dengue.
“Pendeteksian dini ini akan dimasifkan di puskesmas-puskesmas. Kami juga akan meningkatkan kapasitas nakes untuk tata laksana DBD,” kata Agung, saat dihubungi Republika, Rabu (14/6/2023).
Agung mengatakan, penyelidikan epidemiologi akan dilakukan apabila ada kasus DBD. Menurut dia, akan dilakukan juga penguatan jejaring sistem rujukan bagi pasien DBD, yang dimutakhirkan dengan pengoptimalan sistem pencatatan dan pelaporan kasus DBD di Kota Bandung.
Dalam menghadapi potensi DBD, Dinkes Kota Bandung juga menekankan upaya pencegahan. Agung mengatakan, jajaran Dinkes terus berupaya menggencarkan sosialisasi pencegahan DBD, seperti lewat media.
Sosialisasi langsung ke tingkat kecamatan juga akan digalakkan agar masyarakat dapat memahami upaya pencegahan penyebaran DBD.
Salah satu upaya pencegahan itu adalah mengintensifkan gerakan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) dengan 3M Plus. Selain itu, juru pemantau jentik nyamuk (jumantik). “Kita juga akan melaksanakan G1R1J (Gerakan 1 Rumah 1 Jumantik), mengaktivasi kegiatan jumancil (juru pemantau jentik cilik),” kata Agung.
Menurut Agung, langkah lainnya pemberian larvasida Abate, pemasangan ovitrap, juga pengasapan (fogging).