Selasa 22 Aug 2023 14:46 WIB

Usia Harapan Hidup di Jabar Naik Menjadi 73,52 Tahun

UHH orang Indonesia diharapkan mencapai angka 76 tahun. 

Rep: Arie Lukihardianti/ Red: Agus Yulianto
Kepala Bappeda Jabar, Iendra Sofyan, tercatat tahun 2020, UHH Jabar rata-rata 73,01 tahun.
Foto: Arie Lukihardianti/Republika
Kepala Bappeda Jabar, Iendra Sofyan, tercatat tahun 2020, UHH Jabar rata-rata 73,01 tahun.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil dan Wakil Gubernur Uu Ruzhanul Ulum segera berakhir. Selama lima tahun menjabat, di Jawa Barat terjadi peningkatan Usia Harapan Hidup (UHH) di Jabar.

Menurut Kepala Bappeda Jabar, Iendra Sofyan, tercatat tahun 2020, UHH Jabar rata-rata 73,01 tahun. Naik menjadi 73,38 tahun di 2021, dan meningkat menjadi 73,52 tahun di 2022.

“Ini membuktikan layanan kesehatan, pendidikan, dan infrastruktur penunjang UHH sudah lebih baik dari sebelumnya. Tahun 2023, target UHH Jabar di angka 74 tahun,” ujar Iendra, Selasa (22/8/2023).

Sedangkan target nasional, kata dia, menyongsong Indonesia Emas 2045, UHH orang Indonesia diharapkan mencapai angka 76 tahun. Tak bisa dipungkiri, UHH dipengaruhi persoalan stunting (gizi buruk). 

“Istilah ini (stunting) muncul belakangan, tetapi masih di persoalan gizi buruk, kesehatan dan pendidikan,” katanya. 

Iendra mengatakan, berdasarkan Survei Status Gizi Indonesia (SSGI), angka stunting di Jabar menurun signifikan dari 31,5 persen tahun 2018, menjadi 20,2 persen tahun 2022. 

“Kita melihat ini secara makro, bahwa layanan kesehatan sudah lebih baik,” katanya.  

Selama lima tahun menakhodai Jabar, Iendra menilai kepemimpinan Ridwan Kamil memang tampil beda. Karena, mengedepankan langkah kolaborasi dan inovasi. Sehingga solusi yang diberikan tepat sasaran. Imbasnya, perlahan tapi pasti kesejahteraan warga meningkat. 

"Termasuk angka kemiskinan berkurang. Tercatat di semester dua tahun 2022, Pemprov Jabar mampu menurunkan angka kemiskinan, di saat angka kemiskinan secara nasional mengalami kenaikan," paparnya.

Berbagai program pro masyarakat, kata dia, misalnya pengembangan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM), turut mengantarkan raihan membanggakan. Sebab, program yang ada diberikan tepat sasaran dan berdampak ekonomis pada peningkatan kesejahteraan masyarakat.     

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Jabar, jumlah warga miskin di Jawa Barat terus berkurang dalam enam bulan terakhir. Detail angka perubahan warga miskin Jabar yang turun itu, berlangsung periode Maret hingga September 2022.

Jumlah penduduk miskin pada September 2022 sebesar 4,05 juta orang, menurun sebanyak 17.360 orang terhadap posisi Maret 2022. Persentase penduduk miskin pada September 2022 sebesar 7,98 persen. Namun demikian, jika dibandingkan dengan posisi September 2021 atau year on year, jumlah penduduk miskin September 2022 mengalami naik 0,01 persen poin.

Persentase penduduk miskin perkotaan pada September 2021 sebesar 7,48 persen, naik menjadi 7,52 persen pada September 2022. Sementara persentase penduduk miskin perdesaan pada September 2021 sebesar 9,76 persen, turun menjadi 9,75 persen pada September 2022.

Beberapa program yang berhasil mendukung pengurangan angka kemiskinan di Jabar, kata dia, di antaranya OPOP (One Pesantren One Product), OVOP (One Village One Company), Petani Milenial hingga penyaluran Kredit Mesra (Masyarakat Ekonomi Sejahtera). 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement