Selasa 29 Aug 2023 13:42 WIB

Musim Kemarau, Warga Sukabumi Diminta Waspadai Beberapa Jenis Penyakit

Perubahan suhu disebut dapat memengaruhi imunitas tubuh dari serangan penyakit.

Rep: Riga Nurul Iman/ Red: Irfan Fitrat
(ILUSTRASI) Terserang penyakit.
Foto: republika
(ILUSTRASI) Terserang penyakit.

REPUBLIKA.CO.ID, SUKABUMI — Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Sukabumi, Jawa Barat, meminta masyarakat tetap waspada akan sejumlah potensi penyakit pada musim kemarau. Warga diminta menjaga perilaku hidup bersih dan sehat untuk menjaga diri dari serangan penyakit.

“Ada beberapa jenis penyakit yang harus diwaspadai masyarakat selama musim kemarau,” ujar Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinkes Kota Sukabumi Wita Darmawanti kepada wartawan, Senin (28/8/2023).

Baca Juga

Penyakit itu adalah infeksi saluran pernapasan akut (ISPA), diare, serta demam berdarah dengue (DBD). Untuk kasus ISPA, Wita mengatakan, dari awal 2023 hingga Juli sudah terdata 35.045 kasus, dengan pasien didominasi anak-anak.

Sementara diare, hingga Juli 2023, dilaporkan terdata 5.757 kasus. Dari jumlah itu, sebanyak 2.214 di antaranya yang mengalami diare adalah kalangan balita. Adapun kasus DBD, menurut Wita, hingga Juli 2023 sudah terdata 159 kasus.

Wita mengatakan, pada musim kemarau, kondisi suhu dapat berubah secara tiba-tiba dari panas ke dingin. Hal tersebut menyebabkan tubuh harus beradaptasi cukup keras. Dampaknya, kata dia, imunitas atau daya tahan tubuh dapat menurun sehingga rentan terserang penyakit.

Salah satu faktor yang dapat memicu penyakit saat musim kemarau ini, menurut Wita, debu beterbangan. Ia mengatakan, hal itu dapat menimbulkan gejala ISPA, seperti batuk-batuk dan sakit tenggorokan. Jika mengalami gejala tersebut, warga diminta segera memeriksakan diri ke fasilitas kesehatan.

Mengantisipasi serangan penyakit, Wita mengimbau warga selalu menjaga perilaku hidup bersih dan sehat, istirahat yang cukup, dan berolahraga secara teratur. Warga juga dapat melindungi diri saat beraktivitas di luar ruangan, seperti menggunakan masker.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement