Rabu 08 Feb 2023 10:05 WIB

43 Kasus DBD di Kota Sukabumi, Satu Orang Meninggal

Pasien DBD yang meninggal dilaporkan di Kecamatan Warudoyong.

Rep: Riga Nurul Iman/ Red: Irfan Fitrat
(ILUSTRASI) Pasien demam berdarah dengue (DBD).
Foto: Republika
(ILUSTRASI) Pasien demam berdarah dengue (DBD).

REPUBLIKA.CO.ID, SUKABUMI — Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Sukabumi, Jawa Barat, mengingatkan masyarakat untuk tetap mewaspadai potensi penyebaran penyakit demam berdarah dengue (DBD). Apalagi pada awal 2023 ini ada pasien DBD yang dilaporkan meninggal dunia.

“Dari data yang ada, sejak Januari hingga awal Februari 2023, ada 43 kasus DBD dan satu di antaranya meninggal dunia,” kata Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinkes Kota Sukabumi Wita Darmawanti kepada Republika, Rabu (8/2/2023).

Baca Juga

Menurut Wita, kasus DBD pada awal tahun ini tersebar di beberapa wilayah Kota Sukabumi. Untuk kasus pasien DBD yang meninggal dilaporkan di Kecamatan Warudoyong. Pasien yang meninggal ini disebut masih usia anak.

Pada 2022, Wita mengatakan, di Kota Sukabumi terdata 1.028 kasus DBD, di mana ada 13 orang meninggal dunia. Kasus tertinggi pada 2022 ini terdata pada Januari dan Februari. Karena itu, warga diminta waspada.

Wita mengatakan, upaya penanganan DBD dilakukan. Seperti melakukan fogging atau pengasapan di wilayah yang terdapat kasus DBD. Dalam upaya pencegahan, masyarakat diminta aktif terlibat, seperti menggiatkan pemberantasan sarang nyamuk (PSN). 

Masyarakat diajak rutin menguras dan menutup tempat penampungan air, serta membersihkan atau mendaur ulang barang yang berpotensi menjadi tempat berkembang biak nyamuk. Kegiatan PSN ini diminta dirutinkan di lingkungan rumah, juga tempat kerja, sekolah, ataupun tempat umum lainnya.

Warga juga diminta memantau jentik nyamuk. Wita mengatakan, pada 2022, angka bebas jentik nyamuk mencapai 91 persen dari target 95 persen. Untuk itu, gerakan satu rumah satu juru pemantau jentik (jumantik) diminta digiatkan. Anggota keluarga bisa ditugaskan menjadi jumantik di rumah masing-masing.

Dinkes Kota Sukabumi juga mendorong kelompok kerja operasional (pokjanal) penanggulangan DBD di tingkat RT, RW, kelurahan, kecamatan, hingga tingkat kota. Dengan berbagai upaya ini, diharapkan kasus DBD bisa ditekan.

Wali Kota Sukabumi Achmad Fahmi pun mendorong berbagai upaya pencegahan DBD. “Saya meminta warga tetap mewaspadai penyebaran penyakit DBD, sebab dikhawatirkan kasusnya mengalami kenaikan,” kata Fahmi.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement