REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Politikus Partai Demokrat yang juga mantan anggota Tim 8 Koalisi Perubahan untuk Persatuan, Iftitah Sulaiman, mengungkapkan kabar bergabungnya Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) dalam koalisinya sudah terdengar sejak Desember 2022. Saat itu, nama Abdul Muhaimin Iskandar juga menjadi dibahas untuk menjadi pendamping dari Anies Rasyid Baswedan.
Namun, pembahasan tersebut dalam rangka menjaring nama-nama potensial untuk menjadi calon wakil presiden (cawapres) dari Anies. Saat itu, Partai Demokrat pun terbuka dengan hal tersebut.
"Jadi sebetulnya, PKB itu predictable masuknya itu, karena informasinya itu makin kuat, makin kuat, makin kuat," ujar Iftitah di kediaman Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), Puri Cikeas, Kabupaten Bogor.
"Demokrat membahas (nama Muhaimin) di Tim 8, jadi kita open di sana sejak bulan Desember tahun lalu (2022)," sambungnya.
Dari yang awalnya merupakan pembahasan terbuka antara ketiga partai politik dalam Koalisi Perubahan untuk Persatuan, tetapi kemudian berujung menjadi manuver politik Partai Nasdem ke PKB. Anies yang awalnya sudah memilih Ketua Umum Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), kemudian berpindah haluan ke Muhaimin.
Katanya, Anies menerima panggilan untuk menemui Ketua Umum Partai Nasdem, Surya Paloh pada Selasa (29/8/2023) malam. Ia mengetahui, hal tersebut dari tim perwakilan Anies yang juga anggota Tim 8, Dadang Dirgantara.
Saat itu, Surya Paloh menawarkan nama Muhaimin kepada Anies untuk menjadi bakal cawapresnya. Klaimnya, mantan gubernur DKI Jakarta itu hanya menawarkan dua pilihan, menerima atau tidak.
"Sebetulnya disayangkan oleh rekan-rekan dari Partai Demokrat, kan koalisi yang ada saja sudah cukup untuk mengusung beliau. Jadi, bisa saja beliau mengatakan untuk menerima ini, sebelum saya membicarakannya dengan koalisi yang sudah hampir satu tahun ini bersama kita," ujar Iftitah.