REPUBLIKA.CO.ID, TASIKMALAYA — Pembatalan konser musik bertajuk “Break Out Day” di halaman parkir Asia Plaza (AP), Kota Tasikmalaya, Jawa Barat, pada 16 September lalu, masih menyisakan kekecewaan sejumlah pihak, termasuk di media sosial. Bahkan sampai muncul isu Tasikmalaya kota intoleran.
Berdasarkan informasi yang dihimpun Republika.co.id, ada sejumlah perwakilan mahasiswa yang mendatangi gedung DPRD Kota Tasikmalaya untuk menyampaikan kekecewaan. Ketua DPRD Kota Tasikmalaya, Aslim, mengaku ikut merasakan kekecewaan atas pembatalan konser musik itu.
Apalagi, pengumuman pembatalan konser baru dilakukan beberapa jam sebelum kegiatan berlangsung. “Namun, pembatalan itu sudah dikoordinasikan dengan pihak berwenang. Mungkin ada alasan tertentu pembatalan,” kata Aslim kepada Republika.co.id, Rabu (20/9/2023).
Namun, Aslim menilai, pembatalan mendadak konser itu tak ada kaitannya dengan intoleransi. Ia meyakini masyarakat Kota Tasikmalaya toleran dalam menghadapi perbedaan. “Untuk isu intoleran di Kota Tasikmalaya, saya pastikan tidak ada. Tasikmalaya itu kota yang sangat toleran. Tidak ada intoleransi,” ujar dia.
Aslim berharap kejadian pembatalan konser tersebut tak berdampak buruk terhadap citra Kota Tasikmalaya. Menurut dia, ke depan para penyelenggara kegiatan bisa terlebih dulu berkoordinasi dengan sebaik mungkin agar acara bisa berjalan. “Saya rasa itu bisa dilakukan,” kata Aslim.
Khawatir jadi preseden buruk
Konser Break Out Day di Kota Tasikmalaya rencana menghadirkan sejumlah grup musik dan musisi ternama, seperti Gigi dan Endank Soekamti. Pembatalan konser ini memancing puluhan aktivis mahasiswa melakukan aksi di depan Markas Polres Tasikmalaya Kota pada Senin (18/9/2023).
Massa aksi mempertanyakan alasan pembatalan konser musik itu. “Karena kami mendapatkan informasi bahwa ada penolakan terhadap konser itu,” kata Ardiana Nugraha, koordinator lapangan aksi tersebut, Senin.
Ardiana menilai, pembatalan konser musik secara mendadak itu bukan hanya merugikan penyelenggara, pencinta musik, ataupun pelaku usaha. Menurut dia, Kota Tasikmalaya juga akan dirugikan. Dengan pembatalan konser musik itu, Kota Tasikmalaya bisa dianggap tidak ramah kegiatan atau event.