Selasa 17 Oct 2023 17:19 WIB

Hari Jadi ke-22 Kota Tasikmalaya, Pj Wali Kota Ungkap Penurunan Angka Kemiskinan

Masih ada sejumlah masalah yang menjadi atensi Pemkot Tasikmalaya.

Rep: Bayu Adji P/ Red: Irfan Fitrat
Penjabat (Pj) Wali Kota Tasikmalaya Cheka Virgowansyah diwawancara seusai menghadiri rapat paripurna Hari Jadi ke-22 Kota Tasikmalaya di DPRD Kota Tasikmalaya, Jawa Barat, Selasa (17/10/2023).
Foto: Republika/ Bayu Adji P
Penjabat (Pj) Wali Kota Tasikmalaya Cheka Virgowansyah diwawancara seusai menghadiri rapat paripurna Hari Jadi ke-22 Kota Tasikmalaya di DPRD Kota Tasikmalaya, Jawa Barat, Selasa (17/10/2023).

REPUBLIKA.CO.ID, TASIKMALAYA — Pada Selasa (17/10/2023) ini Kota Tasikmalaya, Jawa Barat, genap berusia 22 tahun. Dalam momen peringatan hari jadi Kota Tasikmalaya ini, Penjabat (Pj) Wali Kota Cheka Virgowansyah mengungkap sejumlah permasalahan yang menjadi atensi.

Salah satunya persoalan kemiskinan. Cheka bersyukur karena angka kemiskinan di Kota Tasikmalaya bisa ditekan. “Alhamdulillah, Hari Jadi ke-22 Kota Tasikmalaya kita dapat hadiah luar biasa. Berdasarkan data BPS (Badan Pusat Statistik), kemiskinan turun 12,72 persen menjadi 11,53 persen,” kata Cheka, seusai menghadiri rapat paripurna di DPRD Kota Tasikmalaya, Selasa.

Baca Juga

Cheka mengeklaim penurunan angka kemiskinan Kota Tasikmalaya merupakan salah satu yang tertinggi secara nasional dan Jawa Barat. Ia mengatakan, indeks percepatan penurunan kemiskinan di Kota Tasikmalaya dalam satu tahun terakhir mencapai sekitar 9,06 persen.

Menurut Cheka, keberhasilan dalam menekan angka kemiskinan ini merupakan hasil dari program yang tepat sasaran. Sebelum menjalankan program ataupun penyaluran bantuan, kata dia, Pemerintah Kota (Pemkot) Tasikmalaya terlebih dahulu melakukan pendataan dengan mendeteksi satu per satu keluarga miskin.

“Bisa jadi banyak yang harus diberikan, tapi mencari yang tepat itu sulit. Jadi, kita berikan program yang tepat sasaran. Itu sangat membantu dalam melakukan treatment,” ujar Cheka.

Selain kemiskinan, masalah lain yang menjadi perhatian adalah angka pengangguran. Cheka mengharapkan pemkot dapat menarik investor padat karya yang dapat membuka lapangan pekerjaan untuk membantu menekan angka pengangguran.

Persoalan stunting juga menjadi salah satu prioritas Pemkot Tasikmalaya. Menurut Cheka, masalah kekurangan gizi kronis itu masih menjadi pekerjaan rumah (PR). “Dari data 1.730 balita stunting, baru 851 balita yang terentaskan. Ini masih jadi PR,” ujar dia.

Sejumlah permasalahan tersebut menjadi fokus Pemkot Tasikmalaya pada masa sisa tahun ini. Cheka mengatakan, pihaknya akan fokus menjalankan program yang sudah ada. Sebab, untuk membuat program baru dinilai terlalu riskan melihat waktu yang tersisa.

“Program yang difokuskan itu tematik, seperti kemiskinan, stunting, pengangguran, inflasi, dan kebersihan,” kata dia.

Ihwal upaya menjaga inflasi tetap terkendali, Cheka mengatakan, Pemkot Tasikmalaya berupaya terus berkoordinasi, serta berkolaborasi dengan pihak terkait dan daerah sekitar.

Ia mencontohkan, saat harga beras naik beberapa bulan terakhir ini, Pemkot Tasikmalaya langsung berkoordinasi dengan Bulog dan pemerintah daerah sekitar untuk memastikan pasokan tetap aman. “Alhamdulillah, hari ini harga beras cukup stabil,” kata dia.

Ketua DPRD Kota Tasikmalaya, Aslim, menyoroti persoalan kemiskinan. Ia menilai, perlahan masalah kemiskinan ini bisa ditangani. “Kita harus berbangga karena kita bukan lagi yang termiskin di Jabar. Sudah makin baik,” kata dia.

Aslim optimistis masalah kemiskinan itu dapat dientaskan dengan kolaborasi semua pihak. “Saat ini kemiskinan sudah ada penurunan yang signifikan. Kita optimistis ini akan terus bisa ditekan,” ujar Aslim.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement