Senin 02 Oct 2023 20:12 WIB

Persoalan Sampah di Kota Bandung Bisa Dipantau Lewat ‘BWM’

Dengan BWM, Pemkot Bandung berharap bisa cepat merespons permasalahan sampah.

Rep: Dea Alvi Soraya/ Red: Irfan Fitrat
Warga melintas di samping tumpukan sampah di Tempat Penampungan Sementara (TPS) Sederhana, Kota Bandung, Jawa Barat, Senin (25/9/2023).
Foto: ABDAN SYAKURA/REPUBLIKA
Warga melintas di samping tumpukan sampah di Tempat Penampungan Sementara (TPS) Sederhana, Kota Bandung, Jawa Barat, Senin (25/9/2023).

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG — Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung, Jawa Barat, meluncurkan aplikasi Bandung Waste Management (BWM). Aplikasi tersebut menjadi saluran komunikasi antara pemkot dengan masyarakat Kota Bandung terkait penanganan masalah sampah.

Aplikasi BWM itu dikembangkan Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Kota Bandung. “Aplikasi yang kita hadirkan termasuk juga kebutuhan kekinian dalam menghadapi situasi darurat sampah. BWM ini menjadi sarana komunikasi kita dengan warga masyarakat dalam upaya penanganan sampah. Sebab, kalau door to door, kan berat,” ujar Sekretaris Daerah Kota Bandung Ema Sumarna, Senin (2/10/2023).

Baca Juga

Dengan adanya aplikasi tersebut, Ema pun berharap warga Bandung dapat lebih cepat terinformasikan soal penanganan sampah, serta mendapat edukasi soal pengelolaan sampah. Masyarakat juga bisa lebih mudah menyampaikan keluhan terkait penanganan sampah.

“Kita mengharapkan satu waktu bertemu dengan apa yang disebut dengan zero complaint, sehingga tidak ada lagi keluhan-keluhan masyarakat karena kecepatan dari aparatur pemerintah kota yang mampu memberikan layanan terbaik dengan daya dukung teknologi,” kata Ema.

Kepala Diskominfo Kota Bandung Yayan Ahmad Brilyana mengatakan, lewat aplikasi BWM, masyarakat Kota Bandung dapat memantau kondisi sampah di sejumlah lokasi, seperti di tempat penampungan sementara (TPS), kawasan bisnis, maupun perumahan. “Bahkan, kita juga bisa lihat berapa jumlah sampah yang organik, anorganik, residu, berapa yang bisa diolah lagi dan lainnya,” ujar Yayan.

Aplikasi lain

Pemkot Bandung disebut mengembangkan sejumlah aplikasi guna meningkatkan pelayanan terhadap masyarakat. Salah satunya Bandung Sadayana, aplikasi yang mengakomodasi berbagai jenis layanan publik.

“Misalnya, masalah layanan kesehatan di rumah sakit ini ada berapa bed (tempat tidur), ruangannya sudah penuh atau belum, dan lain sebagainya. Hal lain, kebutuhan pokok keseharian warga masyarakat juga bisa diketahui, seperti harga telur per hari, komparasi antarpasar juga ada,” kata Ema.

Lewat aplikasi tersebut juga bisa dicek rute kendaraan umum beserta ongkosnya. Ada juga aplikasi yang dapat mempermudah proses pelayanan masyarakat sampai tingkat kewilayahan, seperti sipaku.bandung.go.id.

Untuk menunjang digitalisasi di Kota Bandung, selain pengembangan aplikasi, Ema mengatakan, pemkot juga berupaya memperluas jangkauan WiFi, serta kamera CCTV. 

“Kita sedang terus mengoptimalkan supaya kehadiran WiFi merata di seluruh wilayah kota. Kemudian, yang kedua, tadi ada kamera atau juga ada CCTV yang berfungsi sebagai media dalam mengawasi fasilitas publik,” kata Ema.

Yayan mengatakan, Pemkot Bandung menyediakan CCTV analitik. “Kita bisa memantau parkir liar, PKL (pedagang kaki lima), gambar pengendara, dan pelat mobil. Lalu ada juga pengembangan fungsi AI CCTV kamera dan drone yang berfungsi untuk mendeteksi pelanggaran ketertiban umum,” kata Yayan.

Terkait aplikasi, Yayan mengatakan, pihaknya tengah berupaya merampingkan jumlah aplikasi yang ada. Dari 350 aplikasi disederhanakan menjadi 236 aplikasi. “Pengurangan aplikasi, tapi tidak mengurangi fungsi. Dengan multisite, menyatukan pelayanan dalam satu genggaman,” kata Yayan.

 

Advertisement
Berita Terkait
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement