Ahad 07 Jan 2024 10:10 WIB

Sebanyak 28 Rumah Terendam Banjir di Kota Cimahi

Hujan deras mengguyur wilayah Cimahi

Rep: Muhammad Fauzi Ridwan/ Red: Nashih Nashrullah
Ilustrasi banjir. Hujan deras mengguyur wilayah Cimahi
Foto: Www.freepik.com
Ilustrasi banjir. Hujan deras mengguyur wilayah Cimahi

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG— Sebanyak 28 rumah terendam banjir di Kota Cimahi akibat hujan deras yang terjadi Sabtu (6/1/2024) sore. 

Banjir saat ini sudah surut. Namun, beberapa rumah mengalami rusak berat akibat banjir tersebut. 

Baca Juga

Kasi Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Jawa Barat, Hadi Rahmat, mengatakan banjir merendam puluhan rumah di wilayah Desa Cipageran dengan ketinggian mencapai 120 sentimeter. 

Total warga yang terdampak sebanyak 33 kepala keluarga dan 112 jiwa. "25 rumah terendam dan tiga rumah diantaranya rusak berat," ucap dia, Ahad (7/1/2024).

Dia melanjutkan BPBD telah mendistribusikan bantuan logistik dan air surut pada pukul 22.17 Wib. Sedangkan di Desa Citereup tiga rumah terendam banjir dengan ketinggian 20 hingga 50 sentimeter.

Dia mengatakan tiga orang kepala keluarga atau 14 jiwa terdampak. Hadi mengatakan BPBD telah melakukan asesmen dan menyalurkan kebutuhan masyarakat setempat. 

Hadi mengatakan sejumlah logistik masih dibutuhkan oleh para korban terdampak banjir. 

"BPBD mengimbau masyarakat agar waspada dan berhati-hati apabila terjadi hujan dengan intensitas tinggi disertai angin kencang," kata dia. 

Hujan deras di wilayah Kota Cimahi sempat membuat akses jalan yang dilintasi kendaraan terputus. Namun, banjir berangsur surut sehingga akses kembali bisa dilintasi. 

Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengimbau masyarakat di beberapa daerah untuk mewaspadai adanya potensi hujan badai pada hari ini yaitu Ahad (7/1/2023) seperti daerah Banten, Jawa Barat, DKI Jakarta, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, dan Jawa Timur. 

Selain daerah-daerah tersebut, berdasarkan laman resmi BMKG di Jakarta, Ahad (7/1/2023), daerah yang juga harus mewaspadai potensi hujan badai adalah Bali, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Aceh, Sumatera Barat, Riau, Bengkulu, Jambi, Sumatera Selatan, Kepulauan Bangka Belitung, dan Lampung.

Kemudian, Bali, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Utara, Kalimantan Timur, Kalimantan Selatan, Sulawesi Utara, Gorontalo, Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan, Maluku Utara, Maluku dan Papua Barat juga harus mewaspadai potensi hujan badai.

Hujan badai terjadi seiring dengan Indonesia yang memasuki cuaca ekstrem sejak 3 Januari 2024 dan diperkirakan akan berlangsung hingga 10 Januari 2024 terutama untuk sejumlah daerah.

Monsun Asia Musim Dingin yang diasosiasikan sebagai musim angin baratan menjadi salah satu faktor yang memicu cuaca ekstrem di beberapa wilayah.

Monsun Asia mulai menunjukkan dampaknya terhadap potensi peningkatan massa udara basah di sekitar wilayah Indonesia sehingga pertumbuhan awan hujan di periode Januari ini diprediksikan cukup intens.

Baca juga: Suka Bangun Malam Hari Kemudian Ingin Tidur Lagi, Baca Doa Rasulullah SAW Ini

 

Selain itu, aktivitas Madden Jullian Oscillation (MJO) sudah mulai memasuki wilayah Indonesia sehingga secara tidak langsung memicu peningkatan potensi hujan sedang hingga lebat di beberapa wilayah.

"Kondisi tersebut diperkuat dengan adanya aktivitas gelombang Rossby di wilayah Indonesia bagian barat dan cukup bertahan hingga lima hari ke depan," kata Deputi Bidang Meteorologi BMKG Guswanto.

Faktor dinamika lain yang turut memperkuat potensi tersebut adalah terbentuk pola pertemuan angin dan belokan angin di sekitar wilayah Sumatra, Jawa, dan Kalimantan.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement